Jumat 26 Jul 2019 06:34 WIB

Anies Ungkap Bahasan Pertemuannya dengan Surya Paloh

Anies dengan tegas membantah topik pembicaraannya seputar pilpres 2024

Rep: Mimi Kartika/ Red: Christiyaningsih
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Fauzi Lamboka
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi buah bibir usai pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh pada Rabu (24/7). Anies dengan tegas membantah topik pembicaraannya seputar kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Beliau mengundang saya untuk ngobrol makan siang dan seperti yang biasa-biasa saja, kami di dalam juga enggak ngobrolin 2024," ujar Anies pada Kamis (25/7) malam.

Baca Juga

Ia mengaku pembicaraan dengan orang nomor satu Partai Nasdem itu hanya seputar ibu kota. Mulai dari persoalan yang ada di Teluk Jakarta, kepulauan, hingga transportasi di Jakarta.

Anies datang ke kantor DPP Nasdem dengan kapasitasnya sebagai gubernur. Ia menghormati undangan Surya Paloh karena dianggapnya sebagai tokoh senior yang berpengalaman dalam berpolitik di Tanah Air.

"Saya datang ke sana dengan kapasitas saya diundang saya ngobrol dan saya hormat kepada Pak Surya Paloh," kata Anies.

Menurut dia, Surya Paloh termasuk pimpinan partai yang pengalamannya paling lama di perpolitikan. Bahkan Anies menyebut, Surya Paloh telah menjadi calon legislatif pada usia 18 tahun hingga kini sebagai ketum parpol menginjak umur 68 tahun.

Anies melanjutkan, pengalaman Surya Paloh itulah ia bisa belajar dan mengambil hikmah hidup. Ia kembali menegaskan pertemuannya dengan Surya Paloh sama sekali tak membicarakan pilpres 2024.

Anies menegaskan, akan fokus memimpin Jakarta hingga akhir masa jabatan. Menurut dia, komitmennya membangun Jakarta telah dilakukan sejak ditawari maju dalam pencapresan 2019 pada Juli 2018 lalu.

"Saya ditanya terus bulan-bulan sama bulan Juli tahun lalu. 'Pak Anies ikut dalam pencapresan tidak' saya katakan tidak. Saya konsisten, saya diajak jadi cawapres saya bilang, saya tidak bersedia karena komitmen saya di Jakarta," jelas mantan Mendikbud ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement