Rabu 24 Jul 2019 17:49 WIB

Golkar Sambut Positif Pertemuan antara Megawati-Prabowo

Ace tak khawatir pertemuan Mega-Prabowo membuat Golkar kehilangan kursi ketua MPR.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Prayogi
Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyambut positif pertemuan Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, hal itu dapat dijadikan contoh yang baik dalam berdemokrasi.

"Elite-elite politik sudah kembali bisa bersilaturahmi kembali. Kita sudah dapat berkomunikasi kembali dalam kepentingan bangsa yang lebih besar," ujar Ace lewat pesan singkat, Rabu (24/7).

Baca Juga

Dengan bertemunya dua tokoh yang pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 berbeda pilihan politik ini, ia harap masyarakat juga dapat mengikuti jejak Megawati dan Prabowo. Masyarakat dapat saling merangkul satu sama lain, tanpa perlu saling menjatuhkan satu sama lain.

"Ini positif untuk untuk memulihkan kembali perbedaan-perbedaan politik sehingga suasana politik tanah air tetap kondusif," ujar Ace.

Ace pun mengaku tak khawatir dengan pertemuan dua tokoh yang pernah maju bersama pada Pilpres 2009. Ia yakin PDIP merupakan partai besar yang memegang asas dan norma politik yang kuat.

Ia yakin Jokowi dan PDIP memiliki komitmen terhadap partai yang berada di Koalisi Indonesia Kerja. Terkait Partai Gerindra yang pernah menyatakan tertarik dengan posisi Ketua MPR, ia yakin kursi tersebut akan menjadi milik Partai Golkar.

Sebab, partainya yang menempati peringkat kedua peraih kursi terbanyak di DPR-RI. "Kalau PDIP sebagai pemenang pertama dapat kursi ketua DPR, seharusnya Golkar sebagai partai pemenang kedua mendapatkan kursi MPR," ujar Ace.

Sebelumnya, Megawati rampung menerima kunjung Prabowo. Keduanya melakukan pertemuan tertutup sekitar dua jam di kediaman Megawati, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). Dalam konferensi pers, Megawati mengungkapkan jika pertemuan kali ini merupakan agenda yang kerap tertunda.

Ia mengatakan, pertemuan keduanya selama ini tidak bisa terwujud lantaran sibuk dengan berbagai masalah, salah satunya Pemilu 2019. Presiden ke-5 Republik Indonesia itu kemudian mengajak semua pihak untuk kembali merajut kerukunan.

Megawati mengatakan, perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa terjadi sehingga tidak perlu diteruskan. "Mari kita rukun kembali, persahabatan kita mendapat ujung yaitu untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Megawati.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement