Selasa 23 Jul 2019 13:44 WIB

Jabar Bisa Kirim Pekerja Magang Nelayan ke Jepang Tiga Kali

Jepang meminta Pemprov Jabar untuk meningkatkan jumlah nelayan yang akan magang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kuota lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dapat mengikuti program magang menjadi nelayan di Ishinomaki, Jepang, tahun ini bertambah tiga kali lipat. Karena, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah menjalin kerja sama dengan salah satu kota yang memiliki perairan penghasil ikan di Negeri Sakura tersebut melalui MoU pada 2007 lalu.

Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jawa Barat Jafar Ismail, sejak 2007 menjalin kerja sama saat ini sudah ada 22 angkatan lulusan SMK yang magang menjadi nelayan di Jepang. "Lama magangnya kan selama 3 tahun, kemudian sekarang ada aturan baru yang makin mempermudah lulusan SMK kita untuk bekerja di sana," ujar Jafar, kepada wartawan Selasa (23/7).

Baca Juga

Jafar mengatakan, pihak Ishinomaki meminta Pemprov Jabar untuk meningkatkan jumlah nelayan yang akan magang sebanyak tiga kali lipat. Jumlah itu berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh pihak Jepang tersebut.

"Kalau sekarang sudah ada 100 orang nanti akan ditambah menjadi 300 orang yang akan ada di Jepang," katanya.

Jafar mengaku, permintaan peningkatan jumlah lulusan SMK asal Jabar yang magang menjadi nelayan tersebut bukan tanpa alasan. Karena, nelayan dari Jabar dikenal sebagai pekerja keras dan penurut.

"Kemudian tidak ada banyak masalah dan itu menjadi catatan tersendiri bagi mereka. Sehingga mereka sekarang meminta kepada Jabar untuk menambah," katanya.

Jafar mengatakan, Ishinomaki merupakan salah satu Kota di Jepang dimana mayoritas penduduknya adalah nelayan yang menggantungkan hidup di sektor perikanan. Namun saat ini generasi muda di kota tersebut lebih tertarik bekerja di berbagai bidang lain, sehingga tidak mengekor pada profesi orang tuanya sebagai nelayan.

"Di sana juga sempat terjadi gempa tsunami pada tahun 2011. Setelah itu tdak ada nelayan yang mau ke laut lagi apalagi anak mudanya," kata Jafar.

Menurutnya, usai MoU pada 2007 lalu nelayan dari Jabar antusias untuk mencari peruntungan di kota tersebut. Dengan kehadiran sumber daya manusia (SDM) asal Jabar otomatis industri perikanan di Ishinomaki pun hidup kembali.

"Industri pengolahan perikanannya berjalan lagi. Makanya mereka itu  sangat berterimakasih kepada nelayan nelayan Jabar," katanya.

Dikatakannya, dari 22 angkatan yang dikirim ke Ishinomaki dengan rata-rata 10 hingga 11 orang per angkatan. Artinya  sudah ada sekitar 300 nelayan asal Jabar yang pernah  membantu mendorong sektor perikanan di kota tersebut untuk kembali hidup. Hanya saja, setelah pulang ke Jabar mayoritas dari mereka memilih meninggalkan profesinya sebagai nelayan.

"Mereka ke sini sudah dapat uang dari sana ada yang beli sawah jadi petani, ada yang beli angkot jadi sopir angkot ada yang buka bengkel, macam-macam. Ada juga yang menjadi nelayan tapi tidak banyak," paparnya.

Saat ini, kata dia, nelayan asal Jabar di Jepang tersebut memberikan beasiswa untuk anak-anak nelayan yang telah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk melanjutkan sekolah ke SMK, khususnya yang membidangi perikanan.

"Terutama di daerah Cirebon dan Indramayu nah dikasih beasiswa dari Jepang supaya sekolah di sana. Setelah sekolahnya lulus mereka menjadi nelayan di sana magang," katanya.

Selain itu, Jafar berharap para lulusan nelayan yang magang di Jepang tersebut dapat membawa wawasan untuk kemajuan sektor perikanan di Jabar sendiri.  Apalagi bila mereka merupakan turunan dari nelayan.

"Nah jadi harapannya memang magang selama 3 tahun selain mendapat pekerjaan nanti pulangnya itu bisa mengembangkan perikanan di Jabar," kata Jafar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement