Ahad 21 Jul 2019 22:40 WIB

Mahasiswa UMM Sulap Sampah Jadi Furnitur Bernilai Jual

Olahan sampah berubah jadi furnitur dingklik, meja, bahkan lemari.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Sampah plastik.
Foto: Flickr
Sampah plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lima mahasiswa  Program Studi (Prodi) Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pengolahan sampah plastik menjadi lempengan sebagai bahan baku furnitur. Pengolahan sampah tersebut bermula dari keprihatinannya kelima mahasiswa, pada sampah plastik yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Mereka adalah Ainun Fadillah, Agus Firmansyah, Dany Fiqrullah Jaki, Oktavian Dwi Sumbermanto, dan Samsul. “Karena keprihatinan kami atas menggunungnya sampah, maka kami mencoba untuk mengolah sampah plastik sebagai bahan baku untuk furnitur,” kata Samsul sebagai ketua tim, Ahad (21/7).

Baca Juga

Samsul mengatakan, produk olahan mereka sangat ramah lingkungan, bahkan tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal ini dilihat dari cara mengolah sampah yang akan dibakar. Dimulai dari proses memilah sampah-sampah plastik seperti botol kemasan mineral, kresek, ataupun bungkus jajanan plastik ke proses pembakaran.

“Karena saat dibakar sampah plastik ditutup dan asapnya disalurkan ke dalam air melalui selang yang dipasang sebagai satu-satunya saluran untuk mengeluarkan asap. Ini tidak akan merusak lingkungan karena Karbon Dioksida kita salurkan kedalam sebuah wadah berisi air yang diletakkan di sebelah tempat pembakaran,” ujar Samsul.

Agus Firmansyah melanjutkan, cairan plastik hasil pembakaran dialirkan ke dalam cetakan yang berbentuk kotak berukuran 50x50 sentimeter. Dari lempengan itu, tim menghasilkan produk olahan berupa dingklik, meja, bahkan lemari, dengan kisaran harga mulai dari Rp 85 ribu hingga Tp 250 ribu.

Proyek ini, sambung mahasiswa 2015 ini, didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan. “PKM kami dimulai sejak tahun 2015 atau lebih tepatnya dari zaman kami mahasiswa baru. Kebetulan kami semuanya satu kelas, sehingga untuk koordinasi jadi lebih mudah. Sekarang tinggal fokus pemasaran,” kata dia.

PKM garapan kelima mahasiswa ini sejalan dengan program yang tengah digalakkan UMM untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik. Kampanye ini dimulai dengan mendorong seluruh civitas akademika UMM melalui berbagai aksi kreatif. Misalnya melalui video berdurasi pendek di Instagram dengan tagar #diemsampahplastik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement