Ahad 21 Jul 2019 23:34 WIB

Pengamat Nilai Posisi Ketua MPR tak Strategis untuk 2024

Posisi ketua MPR dianggap tidak lebih sekadar untuk gengsi politik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Direktur eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago memberikan penjelasan kepada wartawan di salah satu restoran di daerah Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Direktur eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago memberikan penjelasan kepada wartawan di salah satu restoran di daerah Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai posisi ketua MPR tidak akan memberikan dampak secara signifikan untuk modal pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal itu terbukti mantan ketua MPR tidak bisa bertarung dalam pilpres.

"Karena fungsinya dan peran yang dimainkan MPR tak maksimal," ujar Pangi kepada Republika, Ahad (21/7).

Baca Juga

Selain itu, Pangi menganggap posisi ketua MPR tidak begitu strategis. Menurutnya, posisi ketua MPR tidak lebih sekadar hanya untuk gengsi saja.

"Kita bisa lihat dari kewenangan yang mereka (MPR) punya," ujarnya.

Adapun, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, secara elektoral posisi ketua MPR tidak ada hubungannya dengan 2024. Namun secara politik, kursi ketua MPR dinilai seksi lantaran  MPR merupakan lembaga kenegarawanan.

"Di samping itu, MPR punya program rutin kebangsaan seperti sosialisasi empat pilar kebangsaan yang kerap dikapitalisasi sebagai bagian penetrasi dengan berbagai unsur rakyat," katanya.

Sejumlah partai bernafsu menempatkan kadernya menduduki kursi ketua MPR. Sebut saja mereka adalah PKB, dan Partai Golkar, yang telah lebih dulu berebut posisi itu. Terakhir, Partai Gerindra menyusul keinginannya untuk mengisi posisi ketua MPR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement