Ahad 21 Jul 2019 14:10 WIB

Karhutla Landa Ribuan Hektare, Pencemaran Udara Level Sedang

Sejak Januari kebakaran melanda 3.650 hektare hutan di Riau.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Karhutla Perkebunan Sawit Riau: Kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit rakyat terjadi di sejumlah tempat di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai Riau, Senin (25/2/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Karhutla Perkebunan Sawit Riau: Kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit rakyat terjadi di sejumlah tempat di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai Riau, Senin (25/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luas area hutan dan lahan yang terbakar di Provinsi Riau sejak awal Januari 2019 hingga pekan kedua Juli 2019 mencapai 3.650,09 hektare. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger, mengungkapkan bahwa wilayah terparah yang terdampak bencana kebakaran hutan dan lahan adalah Kabupaten Bengkalis dengan luas hutan dan lahan terbakar mencapai 1.450,08 hektare.

Kabupaten lain yang terdampak cukup parah yakni Rokan Hilir dengan luas area kebakaran 746,25 hektare dan Siak dengan luas 438,85 hektare. Hingga Ahad (21/7) ini, BPBD Riau serta Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memantau masih ada 17 titik panas yang tersebar di Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kuansing, dan Meranti.

Baca Juga

Sementara itu, ujar Edwar, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di seluruh kabupaten di Riau tercatat di level sedang (skor 51-101). Hingga Ahad (21/7) siang, ISPU tertinggi tercatat di Petapahan, Kampar dengan skor 96. Sementara angka terendah tercatat di Duri Field, Bengkalis dengan skor 57.

"BPBD di daerah bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan untuk melakukan pencegahan serta penanganan kebakaran. BPBD juga melibatkan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan," jelas Edwar, Ahad (21/7).

Upaya pemadaman api sendiri, imbuh Edwar, dilakukan baik dari sisi udara dan darat. Dari udara, BPBD Riau bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI, serta polri dalam mengirim heli dan pesawat untuk melakukan water bombing. Sementara dari darat, TNI Angkatan Darat membanti proses pemadaman dan pendinginan di hutan dan lahan yang terbakar.

Sementara dari sisi penegakan hukum, aparat kepolisian mencatat ada 16 kasus tindak pidana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Rinciannya, Kabupaten Indragiri Hulu menyumbang 1 kasus, Indragiri Hilir 1 kasus, Rokan Hilir 3 kasus, Pekanbaru 1 kasus, Meranti 2 kasus, Dumai 5 kasus, dan Bengkalis 3 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement