Ahad 21 Jul 2019 09:08 WIB

LMK Se-Kecamatan Pancoran Bantu Korban Kebakaran Manggarai

Secara umum, kondisi warga dan rumah mereka yang terbakar, cukup mengenaskan.

Kebakaran Pemukiman di Manggarai. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dari kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Lebak Swadaya I, Kampung Bali daerah Matraman, Jakarta, Rabu (10/7).
Foto: Fakhri Hermansyah
Kebakaran Pemukiman di Manggarai. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dari kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Lebak Swadaya I, Kampung Bali daerah Matraman, Jakarta, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Rabu (10/7) siang lalu, terjadi kebakaran dahsyat yang menghanguskan rumah warga di 6 RT di RW 07 Manggarai, Jakarta Selatan  Awalnya, kebakaran terjadi di RT 12 kemudian merembet ke RT 11 dan 13. 

Karena kobaran api yang besar, api lanjut menyambar pemukiman warga di RT 10, 5 dan 4. Dari data di lapangan, sekitar 169 rumah hangus terbakar. Ada sekitar 300 KK dengan lebih dari 1400 orang yang terpaksa mengungsi karena rumahnya rata dengan tanah.

Tergerak membantu warga korban kebakaran di RW 07 Manggarai, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) se-Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan,  melakukan penggalangan dana dari para anggota LMK setiap kelurahan se-Kecamatan Pancoran. “Selama dua hari penggalangan dana, (17/7-18/7) telah terkumpul uang sebesar Rp 3,75 juta,” kata   Ketua Forum Silaturahim LMK se-Kecamatan Pancoran,  Rivai Hutapea melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (20/7).

Ia menyebutkan, dana tersebut berasal dari kantong pribadi masing-masing anggota LMK setiap kelurahan se-Kecamatan Pancoran. Kecamatan Pancoran memiliki  enam kelurahan, yaitu Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pancoran, Cikoko dan Duren Tiga.

Sabtu (20/7) siang,  LMK se-Kecamatan Pancoran yang diwakili oleh Ketua Forum Silaturahim LMK se-Kecamatan Pancoran Rivai Hutapea dan anggota LMK Kelurahan Kalibata Muchtar Lutfi mendatangi lokasi warga yang terkena kebakaran. 

photo
Ketua Forum Silaturahim LMK se-Kecamatan Pancoran, Rivai Hutavea (kiri) dan anggota LMK Kelurahan Kalibata, Muchtar Lutfi (tengah) Jakarta, menyerahkan sumbangan yang diterima perwakilan korban bencana kebakaran Manggarai.

Usai menyapa dan menyalami para korban, mereka menyerahkan dana yang terkumpul tersebut langsung ke warga korban kebakaran. Dana bantuan LMK se-Kecamatan Pancoran ini diterima oleh perwakilan warga Dian Jumardiansah dan Sandi Ali yang disaksikan langsung oleh warga di posko penerimaan bantuan korban kebakaran Manggarai. 

“Jumlahnya memang tidak banyak. Namun, ini sebagai bentuk rasa peduli dan didasari dorongan kuat seluruh anggota LMK se Kecamatan Pancoran ingin meringankan beban saudara-saudara kami yang tertimpa musibah,” ungkap Rivai. 

“Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kepedulian para anggota LMK se Kecamatan Pancoran. Semoga Allah memberi ganjaran yang lebih baik,” balas Dian Jumardiansah. 

Rivai mengungkapkan, secara umum, kondisi warga dan rumah mereka yang terbakar, cukup mengenaskan. Mayoritas atap rumah warga yang terbakar, jebol dan kini warga beratapkan langit. “Sebagian rumah, terutama yang berpondasi dari kayu,  rata dengan tanah. Dinding bangunan yang bersasal dari kayu terlihat angus menjadi arang berwarna hitam. Menempel di reruntuhan bangunan rumah warga,” paparnya.

Ia menambahkan, sebagian bangunan lainnya, terutama yang permanen masih terlihat, namun tidak lagi utuh. Dinding hebelnya sebagian retak-retak, tidak lagi mulus. Bahkan, tidak sedikit juga yang jebol tak kuat menahan panas kebakaran. “Tentu tidak lagi layak untuk dihuni sebagai tempat tinggal,” ujarnya.  

Ia mengemukakan, kondisi warga korban kebakaran lebih mengenaskan lagi. Karena rumhanya  tak lagi layak huni, sebagian dari mereka terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau ke rumah saudara mereka yang tak jauh dari lokasi kebakaran. Sesekali mereka mendatangi rumahnya yang terbakar, pasrah karena tak tahu lagi harus berbuat apa.

Warga yang tetap bertahan di lokasi rumah mereka yang terbakar, jauh lebih memprihatinkan. “Beralaskan kain-kain dan kardus seadanya, mereka ngedeplok saja di atas reruntuhan rumah mereka yang terbakar. Tidur dan istirahat beralaskan kayu, batu batu reruntuhan rumah mereka dan beratapkan langit. Bergumul dengan anyir asap kayu bekas kebakaran dan debu reruntuhan bangunan,” tuturnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement