REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Angkasa Pura I menargetkan Bandara Internasional Yogyakarta/ Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selesai dibangun pada akhir 2019.
"Progres pembangunan BIY/YIA hingga pertengahan Juli 2019 ini, perkembangan pembangunan YIA telah mencapai 56 persen, dengan fokus penyelesaian bangunan terminal penumpang dan jalan layang," kata Pelaksana Tugas Sementara General Manager (PTS GM) Bandara Internasional Yogyakarta/ Yogyakarta International Airport (BIY/ YIA) Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Sabtu (20/7).
Selain itu, AP I menargetkan pada Oktober 2019 akan mengalihkan penerbangan internasional dan domestik dari Bandara Internasional Adi Sutjipto (JOG) Yogyakarta ke BIY/YIA secara bertahap. Ia mengatakan saat ini, Bandara Internasional Adi Sutjipto (JOG) Yogyakarta melayani 452 penerbangan per minggu atau 66 penerbangan per hari. Terkait rencana pengalihan penerbangan ke BIY/YIA, pihaknya akan mengubah jam operasional bandara.
Jam operasional Bandara Internasional Adisutjipto (JOG) Yogyakarta dari 05.00 WIB sampai 24.00 WIB, dan akan diubah menjadi 05.00 WIB sampai 21.00 WIB. Kemudian, jam operasional BIY/ YIA akan bertambah, dari semula 06.00 WIB sampai 18.00 WIB menjadi 06.00 WIB sampai 23.00 WIB.
"Rencananya, AP I akan menambah penerbangan domestik sebanyak empat slot per jam serta tentunya juga akan menambah kapasitas ruang tunggu YIA serta menambah jumlah dan frekuensi transportasi darat menuju YIA," katanya.
Agus Pandu mengatakan saat ini, fasilitas dan sarana prasarana BIY/YIA sudah lengkap, mulai dari pelayanan navigasi penerbangan, layanan pengisian bahan bakar pesawat udara, layanan kesehatan pelabuhan, karantina ikan, hewan, dan tumbuhan, hingga layanan transportasi darat yang saat ini telah beroperasi di YIA.
Selain itu, ground handling dari Gapura Angkasa dan Kokapura Avia juga telah beroperasi, yang akan disusul oleh operasional PT CAS (JAS). Fasilitas terminal kargo seluas 3.456 meter persegi untuk kargo domestik dan 2.304 meter persegi untuk kargo internasional, dengan gedung EMPU seluas 1.290 meter persegi berisi 11 ruangan dengan berkemampuan melayani 500 ton per hari.
"Semua fasilitas sudah lengkap, sekarang tinggal penyempurnaan dan pengoperasian," katanya.