Sabtu 20 Jul 2019 01:57 WIB

Jokowi Disarankan Perbanyak Sosok Profesional

Presiden tak boleh asal-asalan menunjuk para pembantunya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Janji Jokowi (Ilustrasi)
Foto: mgrol100
Janji Jokowi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deklarator Jaringan Intelektual Berkemajun (JIB) David Krisna Alka menyarankan dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin berisi tokoh-tokoh profesional dan berintegritas tinggi. Sosok profesional yang diperbanyak dalam menteri kabinet Jokowi 2019-2024 ini seperti saran Buya Syafii. David menilai saran Buya Syafii soal calon kabinet banyak diisi oleh sosok profesional sudah tepat.

"Ya, dalam berbagai kesempatan Buya Syafii berpesan supaya Pak Jokowi menjauhi politik `dagang sapi` ketika menunjuk anggota kabinet nanti" tegas David Krisna Alka yang juga Peneliti Senior Maarif Institute ini, kepada wartawan, Jumat (19/7).

Sejalan dengan saran Buya Syafii dalam berbagai komentar di media, David menjelaskan secara politik, lumrah adanya Presiden akan mengakomodasi kepentingan partai politik untuk jabatan menteri. Tapi, Presiden tak boleh asal-asalan menunjuk para pembantunya.

"Presiden harus memilih menteri yang memiliki kompetensi, profesional, dan integritasnya tinggi, bukan integritasnya lembek," kata David.

Pesan moral Buya Syafii, tambah David,  pembantu presiden juga harus bermoral, memiliki visi bekerja, tanggung jawab besar, dan mengerti apa tugasnya.

"Perlu banyak tokoh-tokoh baru yang cakap, muda, bersih dan integritasnya mumpuni. Paling penting sesuai visi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945" ungkap David.

Menurut David, sesuai saran Buya Syafii di berbagai media, pembantu presiden tak boleh berpura-pura dalam bekerja, karena Jokowi mau meninggalkan warisan untuk Indonesia yang lebih berkemajuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement