Selasa 16 Jul 2019 23:07 WIB

Mensos Sarankan Tanam Sukun Bantu Cegah Kekeringan

Tanaman sukun bisa membantu mencegah kekeringan berkepanjangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Buah Sukun (Ilustrasi)
Buah Sukun (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita menganggap pentingnya melakukan upaya mitigasi demi mencegah bencana kekeringan. Ia menyarankan salah satu upaya mitigasi bagi masyarakat ialah menanam tanaman sukun.

Mensos mendapati bahwa tanaman sukun bisa membantu mencegah kekeringan berkepanjangan. Sebab sukun mampu menyimpan cadangan air.

Baca Juga

"Secara jangka panjang siapkan ekologinya untuk cegah kekeringan. Tanamlah tanaman yang mampu serap air. Misalnya sukun karena rupanya akarnya bisa serap air lebih banyak jadi bisa untuk stok air jika kekeringan panjang," katanya saat kunjungan kerja di Sulawesi Selatan pada Selasa, (16/7).

Selain itu, ia menyampaikan Kemensos mendukung upaya mitigasi lainnya yang dilakukan lembaga terkait. Di antaranya penggunaan teknologi hujan buatan.

"Misalnya sekarang dipertimbangkan untuk membuat hujan buatan di daerah-daerah yang di-mapping terjadi kekeringan," ujarnya.

Walau ia mengakui masih ada sejumlah hambatan untuk menerapkannya secara masif.

"Untuk deploy pesawat ada masalah teknis, soal awannya cukup atau tidak. Pokoknya kami pelajari semua bentuk mitigasinya," tambahnya.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengatakan, kekeringan terjadi di tujuh provinsi di Indonesia. Secara keseluruhan terdapat sebanyak 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan.

BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau 2019 diprakirakan akan terjadi pada pertengahan Agustus."BNPB sudah punya dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan," katanya.

Di beberapa wilayah, terutama yang mengalami hingga 60 hari tanpa hujan, menurut Agus, juga sudah dilakukan operasi udara untuk membuat hujan buatan. Namun, data perinci tentang operasi tersebut masih dikumpulkan. "BNPB dan BPBD juga berupaya dengan melakukan kampanye hemat air," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement