Senin 15 Jul 2019 02:34 WIB

Jelang Tengah Malam, 48 Gempa Susulan di Halmahera Selatan

BNPB dan BPBD masih berkoordinasi dan mendata dampak gempa berkekuatan 7,2.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Warga tidur diruang terbuka pascagempa di desa Tokaka, Gene Barat Utara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Ahad (14/7/2019). Warga tidur di luar rumah pascagempa bumi dengan magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara.
Foto: ANTARA FOTO/Safri
Warga tidur diruang terbuka pascagempa di desa Tokaka, Gene Barat Utara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Ahad (14/7/2019). Warga tidur di luar rumah pascagempa bumi dengan magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, mengalami 48 kali gempa susulan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,2 Skala Richter (SR) pada pukul 16.10.51 WIB. Gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=5,8 dan terkecil M=3,1.

"Sebanyak 28 gempa di antaranya dapat dirasakan," ujar Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (14/7).

Baca Juga

Menurut BMKG, titik episenter gempa berada di darat yang berjarak 63 kilometer ke arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan atau pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Rahmat pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

photo
Dinding rumah dinas Polsek Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang ambruk karena gempa, Ahad (14/7/2019). Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi gempa bumi magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara. (ANTARA FOTO/BNPB)

Setiap orang juga diminta untuk menghindari bangunan-bangunan yang rusak atau retak akibat gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali kedalam rumah," kata Rahmat.

Terkait gempa di sekitar Labuha, BMKG menyebut bahwa aktivitas tektonik terjadi karena pergerakan sesar Sorong-Bacan. Analisis BMKG memperlihatkan bahwa gempa dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme struktur sesar mendatar.

photo
Warga memapah seorang manula saat gempa terjadi di pulau Saketa, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Ahad (14/7/2019). Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi gempa bumi magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 WIB di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara. (ANTARA FOTO/Marni)

Getaran gempa paling kuat berada di wilayah Kecamatan Obi, Halmahera Selatan dengan skala V Modified Mercalli Intensity (MMI), yang artinya dirasakan oleh semua penduduk dan membuat banyak orang terbangun. Sementara kekuatan gempa di Labuha III MMI, Manado dan Ambon II-III MMI, lalu di Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow II MMI.

Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut terjadi di Kecamatan Gane Barat Utara, Kecataman Timur Selatan, Kecamatan Gane Timur Tengah, Kecamatan Gane Dalam, Kecamatan Gane Barat Selatan, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan. Dilaporkan juga adanya satu orang meninggal dunia di Kelurahan Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

photo

Petugas BMKG memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, di kantor Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang, Ambon, Maluku, Ahad (14/7/2019). (ANTARA FOTO/izaac mulyawan)

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih berkoordinasi dan mendata dampak gempa 7,2 Skala Richter yang terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan. "Gempa tidak berpotensi tsunami, tetapi masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (14/7).

Agus mengatakan BPBD Kabupaten Halmahera Selatan melaporkan gempa dirasakan kuat selama dua detik hingga lima detik dan masyarakat panik berhamburan keluar rumah. Gempa dirasakan di beberapa wilayah. Di Labuha, gempa dirasakan pada Skala VI Marcelli. Selain itu, gempa juga dirasakan di Weda (Skala V), serta Maba, Soasiu, dan Ternate (Skala IV).

photo
Sejumlah warga yang panik berkumpul di masjid setelah terjadi gempa di Labuha, Maluku Utara, Ahad (14/07/2019). Gempa berkekuatan 7.2 SR dirasakan sampai ke Weda, Maba, Soasiu dan Ternate. (ANTARA FOTO/BNPB)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement