Ahad 14 Jul 2019 17:39 WIB

Polisi Sebut Pelaku Mutilasi ASN Terus Ubah Keterangan

Polres Banyumas menyebu pelaku mutilasi terus ubah keterangan terkait korban KW

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Mutilasi. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Mutilasi. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kapolres Banyumas Bambang Yudhantara Salamun menyatakan tersangka kasus mutilasi di Banyumas terus mengubah keterangannya. Seperti saat dilakukan pemeriksaan awal, tersangka mengaku membunuh korban dengan senjata tajam dengan memukulkan di bagian kepala. Namun dalam prarekontruksi di tempat kost tersangka di Bandung, ia mengaku membunuh korban dengan menggunakan palu berukuran besar. Pihak kepolisian juga sudah menyita palu tersebut dari tempat kost tersangka.

Selain itu, di awal pengakuannya tersangka mengaku membunuh korban di Bogor, kemudian memutilasi korban di sepanjang perjalanan antara Bandung hingga lokasi pembakaran  potongan tubuh korban di Sempor Kebumen dan Desa Watuagung Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Sedangkan dalam rekontruksi, tersangka memperagakan memutilasi tubuh korban di kamar mandi tempat kostnya.

Baca Juga

Terkait hal tersebut, Kapolres menyatakan masih akan mendalami kasus tersebut. ''Kita masih terus mendalami kasus ini,'' jelasnya. 

Hal lain yang juga disebutkan tersangka saat diperiksa pihak penyidik, tersangka mengaku mengenal korban dari facebook. Dari perkenalan di facebook tersebut, tersangka mengaku sudah mengenal korban bahkan menjadi selingkuhannya. 

Namun saat ditelusuri akun facebook korban, tidak ditemukan adanya akun facebook  yang cocok dengan kondisi profil korban yang merupakan ASN Kantor Kementerian Agama Kota Bandung. 

Sedangkan saat ditelusuri akun tersangka atas nama Deni Priyanto, ditemukan satu akun nama tersangka dengan profil foto wajah mirip tersangka. Dalam akun tersebut, tersangka mengenakan pakaian taruna pelayaran. Dia mengaku bekerja sebagai coach sailing dan pernah sekolah Akpelni Semarang. 

Dalam akun tersebut, Deni mengaku berasal dari Banjarnegara dan masih lajang. Dalam pemeriksaan penyidik, tersangka memang mengaku berasal dari Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Desa ini berada di kawasan perbukitan selatan, yang berbatasan langsung dengan Desa Watuagung Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Lebih dari itu, kepada penyidik Deni juga mengaku sudah berkeluarga.    

Ada beberapa hal menarik dari akun facebook tersangka. Dalam hal pertemanan, hampir seluruh akun yang menjalin pertemanan dengan tersangka adalah perempuan. Tidak ada akun milik laki-laki.

Lebih dari itu, postingan terakhir yang dibuat akun tersebut adalah tahun 2015, tepatnya tanggal 22 April 2015. Dalam beberapa postingan sepanjang tahun 2015 itu, akun tersebut hanya mencantumkan nomor WA dan PIN Blackberry yang dia miliki. Setelah waktu tersebut, akun tersebut terlihat lagi tidak pernah aktif.

Hanya yang pasti, tersangka Deni Priyanto merupakan seorang residivis yang baru keluar dari penjara 2 bulan lalu. Dia dihukum penjara karena menjadi otak komplotan kasus penculikan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, sekitar September 2016 silam. 

''Kemarin, yang di Bandung baru pra rekontruksi. Itu untuk memastikan tahapan kejadian kejahatan yang dilakukan tersangka,'' ucap Kapolres.

Namun untuk rekontruksi yang sebenarnya, Kapolres menyebutkan, baru akan dilakukan dalam waktu dekat. Dalam rekontruksi itu, akan diperagakan setiap adegan yang dilakukan tersangka Deni Priyanto (37) saat membunuh korbannya, KW (52), warga Cileunyi Kota Bandung. 

Terkait korban KW, pihak kepolisian Polres Banyumas telah menyerah-terima jenazah korban pada keluarganya. Penyerahan jenasah korban dilakukan di instansi jenazah RSU Marrgono Soekarjo Purwokerto, Ahad (14/7). Kapolres menyebutkan, dari hasil proses identifikasi, korban memang dipastikan KW.

''Dari pemeriksaan barang-barang milik korban dan otopsi dokter, kita meyakini korban adalah KW,'' katanya. Saat diserahkan pada keluarga korban, jenasah korban sudah dimasukkan dalam peti warna coklat.

Kakak ipar korban, Samjadi, saat serah terima jenazah, menyebutkan korban akan dimakamkan di kota kelahirannya di Temanggung. Dalam kesempatan ini, dia juga menyampaikan terimakasih pada pihak kepolisi yang telah mengungkap dan menangkap pelaku dalam waktu cukup cepat. ''Saya mewakili keluarga berharap tersangka bisa dihukum seberat-beratnya,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement