Sabtu 13 Jul 2019 11:30 WIB

Prabowo: Selamat Bekerja, Maaf Kami Mengkritisi Sekali-kali

Jika ada saling mengkritik, Prabowo nilai itu tuntutan politik.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Jokowi dan Prabowo menikmati perjalanan dengan ratangga, Sabtu (13/7).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Jokowi dan Prabowo menikmati perjalanan dengan ratangga, Sabtu (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan rivalnya saat pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto. Pertemuan perdana setelah kontestasi politik yang cukup panas tersebut dilakukan di Stasiun MRT Lebak Bulus di Jakarta Selatan, Sabtu (13/7) pagi. 

Tak hanya Jokowi, Prabowo pun berkesempatan menyampaikan pidatonya usai menikmati ratangga bersama Jokowi. Berikut kutipan pidato Prabowo.

Baca Juga

Yang saya hormati Bapak Jokowi Presiden RI. Saudara2 sekalian. Sebangsa dan setanah air. Hari ini sebagaimana saudara saksikan saya dan Pak Jokowi bertemu, di atas MRT. Ini juga gagasan beliau. Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT jadi saya terima kasih. Saya naik MRT luar biasa. Kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat.

Walaupun pertemuan ini seolah-olah tidak formal tetapi saya kira memiliki suatu dimensi dan arti yang sangat  penting. Ada yang bertanya kenapa Pak Prabowo belum ucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai Presiden periode 2019-2024. Saya katakan saya ini bagaimanapun ada ewuh-pekewuh ada toto kromo. Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka.

Saudara-saudara. Dikatakan beliau bahwa kita bersahabat dan kita berkawan. Memang kenyataan sepeti itu. Jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengritik itu tuntutan politik dan demokrasi. Tetapi sesudah berkompetisi dan bertarung dengan keras, kadang-kadang. Tetapi kita tetap dalam kerangka keluarga besar RI. Kita sama-sama anak bangsa. Kita sama-sama patriot dan sama-sama ingin berbuat terbaik untuk bangsa.

Saya mengerti banyak yang mungkin masih emosional. Kita mengerti banyak hal yang kita harus perbaiki. Intinya saya berpendapat bahwa antara pemimpin kalau hubungannya baik kita bisa saling ingatkan. Kalau beliau mau ketemu saya, ya saya akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama. Jadi saya ucapkan selamat bekerja.

Menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Tapi mohon maaf kalau kita mengkritisi bapak sekali-sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement