REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang mengakui, sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala utama dalam pengembangan sektor pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengatakan, SDM tersebut terutama untuk pemandu wisata dan tenaga pelayanan akomodasi.
"Masalah SDM ini yang paling utama di Magelang. Menurut saya masalah SDM lebih penting dari pada teknologi," kata Iwan saat ditemui di Desa Losari, Kabupaten Magelang, Rabu (10/7) malam.
Iwan mengatakan, tahun ini Kabupaten Magelang mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik sekitar Rp 900 juta. DAK tersebut alhasil diprioritaskan untuk pelatihan sumber daya manusia di sektor wisata yang ada di Magelang.
Namun, ia mengakui, DAK Non Fisik tersebut belum cukup untuk membuat pelatihan bagi seluruh SDM pariwisata Magelang. "Makanya, kita harus selalu lakukan pelatihan dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan," ujar dia.
Secara teknis, Iwan menyebut, pemandu wisata perlu memiliki sertifikasi profesi. Itu dibutuhkan agar dapat meyakinkan para wisatawan, terutama wisatawan asing. Namun, pemandu wisata harus memiliki keterampilan yang mumpuni untuk bisa memperoleh sertifikat.
Selain itu, berkaitan dengan pelayanan, Iwan secara khusus menyebut soal perkembangan bisnis homestay di Magelang. Saat ini terdapat 600 homestay yang resmi terdaftar di Pemda Magelang. Namun, setelah ditinjau, banyak aspek yang harus dibenahi agar homestay yang didirikan di desa wisata benar-benar layak bagi wisatawan.
"Homestay dengan resort atau hotel itu beda sekali pangsanya. Kita dorong juga agar pelaku usaha wisata di Magelang bisa saling berbagi," ujar dia.
Saat ini, dari 372 desa kelurahan di Kabupaten Magelang, sebanyak 51 daerah di antaranya merupakan desa wisata. Destinasi utama yang paling terkenal yakni Candi Borobudur yang masuk dalam empat destinasi super prioritas pemerintah pusat. Selain itu, wisata alam seperti agro wisata maupun wisata air juga menjadi daya tarik utama.
Hingga akhir tahun 2019, pihaknya menargetkan dapat menggaet 7 juta kunjungan wisatawan. Terdiri dari 6,5 juta wisatawan domestik dan 500 ribu wisatawna mancanegara. Iwan menyebut, persoalan mahalnya tiket pesawat sempat menjadi kendala datangnya wisatawan domestik. Namun, secara bersamaan, akses darat kini semakin mudah sehingga diyakini mahalnya tiket pesawat tidak akan berpengaruh.