REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman terus melakukan langkah-langkah peningkatan Indeks Kualitas Udara (IKU). Salah satunya dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan menyiapkan 13 ribu pohon siap tanam.
Kepala DLH Kabupaten Sleman, Dwi Anta Sudibya mengungkapkan, IKU Kabupaten Sleman pada 2018 lalu masih sebesar 78,73. Artinya, udara di Kabupaten Sleman terbilang masih dalam kondisi baik.
Berbagai usaha dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas udara di Kabupaten Sleman. Dwi menerangkan, beberapa di antaranya dilakukan dengan uji petik emisi kendaraan roda empat 9-10 April 2019 lalu.
"Kita juga menyediakan tanaman sebanyak 13.000 batang pohon siap tanam," kata Dwi di Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Dusun Dayakan, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Rabu (10/7).
Selain itu, ia menjelaskan, Kabupaten Sleman sudah memiliki 883,494 hektare Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari luar perkotaan 2.940,2 hektare. Artinya, RTH Kabupaten Sleman 30,05 persen.
"Itu sudah sedikit diatas yang direkomendasikan yaitu 30 persen," ujar Dwi.
Tahun ini, Hari Lingkungan Hidup yang dirayakan masyarakat dunia sendiri mengangkat tema Biru Langitku, Hijau Bumiku.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan udara yang kurang bersih sangat bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Ia mengingatkan, WHO sudah merilis sebanyak tujuh orang meninggal setiap tahunnya akibat polusi udara.
"Artinya, polusi udara merupakan darurat global," kata Sri.
Sri mengaku bersyukur, oksigen di Kabupaten Sleman masih terbilang baik dan layak dikonsumsi. Ia turut merasa RTH di Kabupaten Sleman hingga hari ini sudah cukup banyak.
Sehingga, lanjut Sri, kualitas udara di Kabupaten Sleman tergolong bagus. Ia melihat, kondisi itu patut disyukuri mengingat beberapa kota-kota besar memiliki kualitas udara yang kurang layak.
"Posisi Sleman itu dekat dengan pedesaan, tapi kalau mau ke kota juga dekat, ini patut kita syukuri," ujar Sri.