REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI— Kepolisian Daerah Papua Barat mengoptimalkan peran intelijen untuk mencegah pergerakan kelompok teroris di daerah tersebut.
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Harry Rudolf Nahak di Manokwari, Rabu (10/7), menjelaskan, Polri sudah membentuk Satuan Tugas Penanganan Terorisme dan Radikalisme di daerah ini.
"Keduanya saya optimalkan, intelijen dan satgas terus melakukan monitoring agar kelompok teroris tidak berkembang di Provinsi Papua Barat," kata Kapolda usai acara syukuran HUT ke-73 Bhayangkara di Lapangan Borarsi Manokwari.
Nahak menjelaskan, penangangan terorisme dan radikalisme menjadi prioritas Polri. Ini merupakan instruksi Presiden Joko Widodo kepada Polri. Polda Papua Barat siap melaksanakan perintah Kepala Negara kepada Kapolri tersebut.
Dia menginstruksikan seluruh Polres meningkatkan peran personelnya di wilayah hukum masing-masing. Pencegahan dan deteksi dini harus dilakukan untuk mempersempit ruang gerak kelompok tersebut.
Kapolda tak membantah adanya kemungkinan pembentukan sel-sel jaringan terorisme dan radikalisme di Papua Barat. Polda akan bekerja maksimal di daerah ini.
"Provinsi Papua Barat ini luas dan cukup terbuka terhadap kemungkinan masuknya kelompok teroris. Pastinya kami harus siap dan bekerja maksimal untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri agar bisa memperoleh informasi secara cepat. Dengan demikian, upaya pencegahan bisa dilakukan sebelum mereka berkembang.
Harry Nahak mengajak masyarakat membantu Polri dalam pencegahan perkembangan kelompok tersebut. Sekecil apapun informasi yang diterima Polrda terkait teroris akan ditindaklanjuti.