REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah fokus mendorong agar penyelesaian pembebasan lahan di Tol Cisumdawu berlangsung cepat. Menurut Sekda Jabar, Iwa Karniwa, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN dan BPJT sudah meminta Pemprov membantu akselerasi pembangunan Tol Cisumdawu terutama di seksi I Cileunyi-Rancakalong dan Seksi II Rancakalong-Sumedang.
“Kami juga sudah mendapat arahan dari Pak Gubernur, kuncinya untuk dua seksi ini ada di konsinyasi lahan,” ujar Iwa di Bandung, Rabu (10/9).
Saat ini, menurut Iwa, untuk seksi I yang sudah mencapai 68 persen sejumlah lahan yang dibebaskan tinggal menunggu pemberkasan. Sementara seksi II dengan 92 persen penguasaan lahan menyisakan dari 51 lahan yang dilakukan konsinyasi tinggal 34 lahan yang belum bersedia. “Untuk yang 17 sudah bersedia dilakukan pembayaran dan segera pembebasan lahan,” katanya.
Iwa mengatakan, pihaknya akan mendorong proses pengajuan konsesi lahan Perhutani yang diajukan oleh Badan Usaha Jalan Tol Cisumdawu PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) untuk seksi VI Ujungjaya-Dawuan izinnya bisa berlangsung cepat. “Lahan Perhutani seluas 160 hektar terkena jalan tol, ini sedang dalam proses. Kita bantu proses administrasi termasuk pergantiannya,” katanya.
Iwa berharap, dengan upaya ini maka seksi I dan II juga seksi III Cileunyi bisa dioperasikan akhir 2019 atau awal 2020 mendatang. “Ini untuk menopang kemudahan akses menuju Bandara Kertajati,” katanya.
Sementara menurut Direktur Teknik PT Citra Karya Jabal Tol (CKJT) Bagus Medi, seksi III sepanjang 4 kilometer tersebut saat ini sudah menunjukan progres pembangunan fisik yang signifikan. Pembangunan fisik, saat ini sudah 74 persen.
"Kami siap di Oktober 2019 selesai,” katanya.
Percepatan ini, kata dia, harus dilakukan mengingat penguasaan lahan oleh CKJT di seksi tersebut tinggal menyisakan 1 persen. Jika Oktober sudah rampung, Bagus optimis ruas ini bisa dioperasikan bersamaan dengan seksi II Rancakalong-Sumedang sepanjang 17 kilometer. “Pak Menteri [PUPR] sudah minta akhir 2019, tapi kami melihat kemungkinan baru di awal 2020,” katanya.
Usai seksi III, kata dia, CKJT dipastikan akan mendahulukan pembangunan fisik di seksi VI Ujungjaya-Dawuan guna menopang akses ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Terlebih penguasaan lahan di seksi tersebut jauh lebih baik dibanding seksi IV dan V. “Seksi IV dan V tanahnya masih 0 persen seksi VI sudah 16 persen,” katanya.
Bagus mengatakan, untuk mempercepat seksi VI pihaknya sudah meminta bantuan dari Pemprov Jawa Barat untuk memfasilitasi penggunaan lahan milik Perhutani yang mencapai 58 persen kebutuhan lahan. “Kami meminta bantuan agar Perhutani melepas lahan, supaya bisa langsung konstruksi,” katanya.
Surat pengajuan konsesi pemakaian lahan ini, kata dia, sudah diserahkan pihaknya pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan tinggal menunggu izin lebih lanjut. “Kami sekarang posisinya menunggu lahan, kami belum bisa melaksanakan konstruksi kalau lahan masih 16 persen,” katanya.