Rabu 10 Jul 2019 12:10 WIB

Kemenpar Dorong NTT Terapkan Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata berkelanjutan berkontribusi positif bagi perekonomian lokal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Suasana Kampung Adat Praijing di Sumba Barat, NTT. Kampung adat di Sumba Barat merupakan salah satu dari sekian banyak destinasi wisata budaya yang saat ini terus dikembangkan pemerintah daerah setempat guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Foto: Antara
Suasana Kampung Adat Praijing di Sumba Barat, NTT. Kampung adat di Sumba Barat merupakan salah satu dari sekian banyak destinasi wisata budaya yang saat ini terus dikembangkan pemerintah daerah setempat guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pariwisata berkelanjutan saat ini menjadi isu penting untuk menjaga kelestarian dari keunikan, kekayaan alam, dan budaya setempat yang dapat berkontribusi positif bagi perekonomian lokal. 

Baca Juga

Staf Ahli Menteri Bidang Kemaritiman Kemenpar, Frans Teguh, mengatakan bahwa pariwisata berkelanjutan saat ini bukan lagi sekadar tren. Namunm telah bertransformasi menjadi kebutuhan dalam pemasaran dan pengembangan suatu destinasi wisata. 

"Kami berharap agar sense of places yang dirasakan oleh wisatawan saat berkunjung ke NTT tidak memarginalkan masyarakat lokal karena tourism is about everybody business," kata Frans dalam keterangan resmin diterima Republika.co.id, Rabu (10/7). 

Menurut Frans, pariwisata berkelanjutan harus dioptimalkan dari instrumen regulasi yang benar-benar memihak kepada lingkungan. NTT sebagai salah satu wilayah wisata mesti didorong untuk memulai implementasi pariwisata berkelanjutan. 

"Pada dasarnya NTT memiliki DNA yang tepat bagi pariwisata. Hal itu tersusun atas keotentikan keragaman alam dan budaya," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Laiskodat menambahkan, peran Kepala Daerah dan kepala dinas pariwisata di Kabupaten Kota Provinsi NTT menjadi ujung tombak untuk penerapan tersebut. "Pariwisata merupakan lokomotif bagi pembangunan Provinsi NTT," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement