Senin 08 Jul 2019 22:41 WIB

Polres Purwakarta Kekurangan Senjata Pengendali Massa

Peralatan ini sangat perlu mengingat wilayah ini sering diwarnai aksi unjuk rasa.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi membawa tameng untuk melakukan pengamanan unjuk rasa buruh (ilustrasi)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Polisi membawa tameng untuk melakukan pengamanan unjuk rasa buruh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Polres Purwakarta, hingga saat ini masih kekurangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) pengendali massa. Alat yang masih kurang itu, seperti tameng, masker, serta gas air mata. Peralatan ini dinilai perlu pengadaannya mengingat wilayah ini sering diwarnai aksi unjuk rasa, yang salah satunya dilakukan oleh buruh pabrik.

Kapolres Purwakarta, AKBP Matrius, mengatakan, jika persenjataan perseorangan yang dimiliki oleh masing-masing anggota, dinilai sudah cukup. Namun, yang masih kurang itu yakni persenjataan pengendali massa.

Baca Juga

"Purwakarta ini, merupakan salah satu wilayah industri. Jadi, sering terjadi aksi massa yang dilakukan oleh buruh. Makanya, alat pengendali massa ini sangat dibutuhkan," ujar Matrius, disela-sela puncak hari Bhayangkara ke 73, di Lapang Pilar Bojong, Senin (8/7).

Alat pengendali massa ini sangat penting. Termasuk gas air mata. Sebenarnya, lanjut Matrius, Polres Purwakarta sudah memiliki gas air mata. Namun, jumlahnya terbatas serta sudah memasuki masa kedaluarsa.

Begitu pula dengan tameng dan masker. Alat-alat tersebut butuh peremajaan. Karena itu, pihaknya sudah mengusulkan ke Mabes Polri mengenai tambahan peralatan tersebut. Dengan adanya alat baru ini, diharapkan pengamanan untuk aksi unjuk rasa semakin maksimal.

Sedangkan gas air mata, disiapkan jika ada aksi yang mengarah pada tindakan anarkis. Adapun, senjata terbaru yang dimiliki kepolisian saat ini yakni senjata gengga jenis Glock.

Sementara itu, Kasat Polair Polres Purwakarta AKP R Febriyanto, mengatakan, satuannya juga masih kekurangan peralatan. Seperti, perahu karet, kamera udara, serta dermaga untuk bersandarnya kapal. "Wilayah kerja kita cukup luas, yaitu memantau Waduk Jatiluhur. Waduk ini, berada di lima kecamatan. Makanya, peralatan penunjang yang kurang itu sangat dibutuhkan," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement