Ahad 07 Jul 2019 04:45 WIB

DPP Golkar Bantah Toto Dipecat karena Dukung Bamsoet

Pemecatan dinilai murni dari usulan tingkat kecamatan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Politisi Golkar - Ace Hasan Sadzily
Foto: Republika/ Wihdan
Politisi Golkar - Ace Hasan Sadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar membantah isu pemecatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Cirebon karena mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai salah satu kandidat calon ketua umum. Pemecatan itu murni karena usulan dari tingkat kecamatan.

"Informasi dari Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, soal pemberhentian  Saudara Toto Sunanto ini bukan karena soal dukung mendukung salah satu kandidat Caketum," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzilly saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sabtu (7/6).

Baca Juga

Ace mengatakan, pemberhentian itu dilakukan karena Toto diusulkan untuk dinon-aktifkan sebagai Ketua DPD Golkar Kota Cirebon oleh seluruh Pimpinan Pengurus Kecamatan. Usulan itu pun kata Ace telah disampaikan sejak pertengahan Juni 2019.

"Lima pengurus kecamatan se-Kota Cirebon. Usulan ini sesungguhnya telah disampaikan sejak 18 Juni 2019 yang lalu," kata Ace.

Kendati demikian, Ace menolak menyampaikan secara rinci alasan para pengurus kecamatan tersebut meminta Toto Sunanto mundur. Ia menyebut alasan itu menjadi urusan internal partai politik berlambang Pohon Beringin itu.

"Kami tidak perlu menyampaikan alasan penon-aktifan itu ke publik karena menyangkut dengan urusan internal kami yang tak etis disampaikan ke publik," kata anggota Komisi VIII DPR RI itu.

Ace menegaskan, Partai Golkar merupakan partai yang memiliki sistem organisasi yang jelas. Sehingga, menurut dia, kebijakan tidak mungkin diambil tanpa landasan dan pijakan organisasi.

Sebelumnya, Partai Golkar mencopot Toto Sunanto dari jabatannya sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Cirebon. Pemecatan itu diduga terkait dukungan Toto ke Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang maju sebagai calon Ketua Umum dalam Munas Golkar 2019.

Bamsoet pun menyesalkan pemecatan itu. Ia menilai, pemecatan terhadap Toto Sunanto berlebihan. Menurut dI, mberhentian tersebut akan memberikan contoh demokrasi yang tidak baik dalam tubuh partai.

"Iya itu yang kami sesalkan dan kami meminta praktik-praktik seperti itu dihentikan. Tidak bagus dan tidak memberikan contoh yang baik bagi Partai Golkar ke depan," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/7) malam.

Sementara Dedi Mulyadi menegaskan pemecatan Toto lebih karena soal pelanggaran yang telah dilakukannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement