Jumat 05 Jul 2019 22:02 WIB

Lahan Kodam Terkena Proyek Kereta Cepat

Kodam mendapat ganti lahan yang lebih luas yaitu 210 hektare.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Agus Yulianto
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono dan Dirut PT KCIC Chandra Dwi Putra saat acara penandatanganan tukar lahan negara.
Foto: Republika/Djoko Suceno
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono dan Dirut PT KCIC Chandra Dwi Putra saat acara penandatanganan tukar lahan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lahan milik Kodam III Siliwangi seluas 2,7 hektare yang berada di Markas Komando (Mako) Brigade Infanteri (Brigif) 15 Kota Cimahi terkena proyek pembangunan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).Meski terkena pembebasan lahan, Kodam III Siliwangi tak merasa dirugikan. 

Justru sebaliknya, Kodam mendapat ganti lahan yang lebih luas yaitu 210 hektare di Desa Cijayana dan Desa Samudra Jaya, Kecamatan Karyamukti, Kabupaten Garut (Garut Selatan). "Kami melihat kepentingan bangsa yang lebih besar. Dengan adanya kereta cepat manfaatnya akan dirasakan oleh masyatakat. Dan lagi kita mendapat lahan pengganti yang lebuh luas," kata Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Tri Soewandono.

Pangdam menyampaikan, hal tersebut saat acara Pernandatanganan Perjanjian antara Kodam III dengan Kereta Cepat Indonesia China tentang Tukar Menukar Aset Negara Terdampak Jalur Kereta Cepat di Hotel Arya Duta, Kota Bandung, Jumay (5/7). Hadir dalam acara tersebut pejabat utama Kodam III Siliwangi, Direktur Utama KCIC, Chandra Dwi Putra, dan jajarannya.

Menurut Pangdam, lahan Brigif yang terkena proyek KCIC hanya sebagian kecil dan posisinya di samping jalan Tol Cipularang KM 115. Secara fisik pengurangan lahan di Brigif tak mempengaruhi tugas pokok Kodam III Siliwangi. "Tanah yang sedikit terkena proyek tersebut justru akan bermanfaat besar untuk kesejahteraan rakyat. Masyarakat banyak akan diuntungkan jika proyek tersebut sudah jadi," ujar dia.

Dikatakan Pangdam, sebelum penandatanganan tukar lahan negara terlebih dulu dilakukan penilaian oleh Kementrian Keuangan dan Kementrian Pertahanan. Seluruh proses dan tahapan tukar tanah sudaj dijalankan sesuai prosedur. Nilai tanah Rp 2,7 hektare yang terkena proyek tersebut sebanding Rp 130 miliar. Sedangkan lahan pengganti seluas 210 hektare ditaksir bernilai Rp 144 miliar. "Yang menilai aset tersebut adalah Kementrian Keuangan. Kita hanya menerima laporan pengganti lahan tersebut," ujar dia.

Selain mendapatkan lahan pengganti, Kodam juga menerima dua buah kolam renang standar olimpiade yang berada di Batalyon Arhanud Cirebon dan Batalyon Zipur 3 di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Kolam renang yang diperuntukan bagi latihan prajurit tersebut berukuran 25 meter kali 50 meter. Kedua kolam renang tersebut, kata dia, sudah selesai di bangun dan segera diresmikan. "Jadi kita mendapatkan lahan dan kolam renang," imbuh dia.

Dipilihkan lokasi lahan pengganti di wilayah Garut Selatan, sambung Pangdam, melalui sebuah kajian pertahanan keamanan negara ke depan. Lahan pengganti tersebut, kata dia, akan digunakan sebahai tempat latihan prajurit Kodam Siliwangi. Ke depannya, di lahan tersebut bisa dibangun komplek militer (batalyon). " Di wilayah selatan kita tak memiliki lahan latihan. Dan ini untuk kepentingan renstra pertahanan ke depan," kata dia.

Direktur Utama KCIC, Chandra Dwi Putra mengatakan, penandatanan ini sebagai wujud sinergi antara KCIC dengan TNI AD. Ia mengatakan lahan yang ditukar tersebut sangat strategis bagi proyek ini. Karena itu ia mengapresiasi kesepakatan ini. " Ini tentunya bentuk dari sinergi KCIC dan TNI AD dalam proyek kereta cepat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement