REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) kembali menyinggung perihal wacana rekonsiliasi Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pertemuan kedua kubu direncanakan akan digelar pada Juli ini.
"Sampai saat ini kami belum menerima, tetapi memang perkembangan yang ada dalam pembicaraan non-formal dengan rekan-rekan di koalisi pak Prabowo itu diperkirakan di bulan Juli ini," kata Wakil Ketua TKN KIK Eriko Sotarduga di Jakarta, Kamis (4/7).
Kendati demikian, Eriko masih belum mengetahui waktu pasti terkait rekonsiliasi tersebut. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, waktu pasti rekonsiliasi hanya diketahui oleh Jokowi dan Prabowo.
Lebih lanjut, menurut Eriko, rekonsiliasi sebenarnya tidak bisa dipaksakan. Dia mengatakan, pertemuan kedua calon presiden (capres) berkontestasi dalam Pemilu 2019 itu sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru.
Menurut dia, kedua elit politik itu merupakan sosok negarawan besar. Prabowo, dia mengatakan, menghampiri Jokowi saat dia dilantik sebagai kepala negara pada 2014 lalu.
Dia optimistis, hal serupa akan terulang pada Oktober 2019 nanti saat pelantikan kepala negara. "Saya yakin ini hanya soal waktu saja nanti kita tunggu bersama kalau soal waktunya," kata Eriko.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, perlunya rekonsiliasi antara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga. JK menilai, rekonsiliasi antarkedua pasangan dapat mencegah masyarakat terbelah.
JK meyakini, rekonsiliasi dapat meredam keterbelahan di tataran akar rumput, terutama dari pendukung kedua pasangan calon. Menurut dia, kalau yang atas sudah bersatu, maka di bawahnya juga akan lebih baik dan mudah.
JK mengatakan, Prabowo juga sudah menerima hasil pemilihan presiden 2019 yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Karena itu, ia menilai, tidak ada persoalan yang menghalangi proses rekonsilisasi tersebut.