REPUBLIKA.CO.ID, BALONGAN -- Indonesia merupakan negara dengan tingkat perokok terbanyak ketiga di dunia. Dampaknya, Indonesia saat ini merupakan negara yang penduduknya berisiko menderita penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Maka, sebagai upaya preventif dan menjaga kesehatan pekerja, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan melalui fungsi medical menyelenggarakan seminar kesehatan hidup sehat tanpa rokok, belum lama ini. Kegiatan ini dihadiri tim manajemen RU VI Balongan, pekerja dan mitra kerja RU VI, serta para pekerja medis dari puskesmas di sekitar Indramayu.
Manager Human Capital RU VI Yudi Somantri saat membacakan sambutan General Manager RU VI menyampaikan, di RU VI ada sekitar 21.6 persen pekerja organik yang merokok. Sedangkan pekerja mitra yang merokok berjumlah 25.7 persen.
“Berdasarkan data jumlah pekerja yang merokok, kami berharap, seminar ini menjadi langkah awal dan bisa dijadikan motivasi agar seluruh pekerja di Pertamina RU VI Balongan bisa hidup sehat tanpa rokok," ujar Yudi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/7)
Sementara Section Head Medical RU VI Balongan dr Indah Kurniasih mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan tingkat perokok terbanyak ketiga di dunia. Dari data tersebut, Indonesia saat ini merupakan negara yang penduduknya berisiko menderita penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.
“Melalui seminar ini kami berusaha mengubah gaya hidup pekerja Pertamina untuk berhenti merokok. Selain tidak sehat untuk diri sendiri, perokok aktif ini juga bisa membahayakan orang disekitarnya karena turut menghirup partikel kimia dari asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif tersebut," kata Indah.
Pemateri seminar dari Komnas Pengendalian Tembakau Fuad Baradja juga langsung mengadakan demo praktik terapi berhenti merokok yang diikuti oleh pekerja Pertamina RU VI Balongan yang tertarik untuk segera berhenti merokok.