Kamis 04 Jul 2019 02:07 WIB

Anies: Kegiatan Komersial TIM Mengandalkan Lokasi Strategis

Aspek komersial TIM bukan mengandalkan kegiatan seninya, tapi lokasi yang strategis

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (kiri) dan perwakilan Budayawan Salim Said (kanan) berfoto bersama seusai melakukan groundbreaking proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (kiri) dan perwakilan Budayawan Salim Said (kanan) berfoto bersama seusai melakukan groundbreaking proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Rabu (3/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan, kegiatan komersial di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) bukan ditekankan pada seniman melainkan lokasinya yang strategis. Menurutnya, hasil pemanfaatan lokasi menjadi kegiatan usaha bisa digunakan untuk memfasilitasi kegiatan seni dan budaya.

"Saya ingin menggarisbawahi aspek komersialnya itu bukan mengandalkan kegiatan seninya, tapi mengandalkan pada lokasinya," ujar Anies di kawasan TIM usai meresmikan dimulainya revitalisasi TIM, Rabu (3/7).

Ia menjelaskan, letak TIM berada di pusat Jakarta yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan komersial. Sehingga mampu mendatangkan pendapatan yang cukup untuk membiayai kegiatan seni dan budaya.

Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tak menempatkan seniman sebagai sumber pemasukan. Menurutnya, sumber pemasukannya berasal dari orang-orang yang membutuhkan tempat untuk berkegiatan di kawasan strategis ini.

"Jadi lokasinya dimanfaatkan untuk kegiatan usaha yang hasilnya bisa dipakai untuk memfasilitasi kegiatan seni dan budaya," kata Anies.

Dalam kesempatan yang sama, Budayawan Salim Said mengatakan, usai direvitalisasi TIM menjadi tempat para seniman dari berbagai daerah menunjukkan karyanya. Sebab, menurut dia, seniman Ibu Kota saja tak cukup untuk mengisi TIM.

"Kita memerlukan seniman-seniman dari daerah yang pada umumnya tidak mempunyai tempat yang cukup di daerahnya," tutur Salim Said.

Ia berharap, revitalisasi TIM ini bisa membangkitkan para seniman di daerah lain untuk memanfaatkan TIM. Sehingga karya-karya para seniman dapat berkembang dan lebih mendapat apresiasi dari banyak orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement