Rabu 03 Jul 2019 05:08 WIB

Jokowi Diminta Bantu Bangun Rumah untuk Eks KKSB di Papua

Eks anggota kelompok kriminal sipil bersenjata bisa tinggal di rumah yang layak.

Aktivitas Pasar Kota Lama di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua. (Ilustrasi)
Foto: Republika Online/Chairul Akhmad
Aktivitas Pasar Kota Lama di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Presiden Jokowi diminta membantu membangunkan rumah layak huni bagi mantan anggota kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) yang sudah kembali ke tengah masyarakat di Puncak Jaya. Dengan demikian, mereka tinggal dapat di rumah yang layak.

"Kami sangat berharap adanya bantuan rumah sosial untuk mantan KKSB yang sudah meletakan senjata dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi sehingga mereka dapat tinggal dirumah yang layak huni," kata Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, Selasa (2/7).

Baca Juga

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak Jaya tidak bisa mengalokasikan dana untuk membangun rumah karena keterbatasan dana. Untuk itu, ia berharap pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Jokowi dapat mendukung pendanaan.

Jumlah mereka yang turun dan kembali berada di tengah masyarakat terus bertambah setelah melihat mantan KKSB yang lain diterima ditengah masyarakat dan hidup berdampingan. Bahkan beberapa waktu lalu, anggota KKSB menyatakan diri kembali ke pangkuan ibu pertiwi dengan menyerahkan satu pucuk senjata jenis mosser yang diperoleh saat menyerang Polsek Tolikara 2014 lalu.

Bupati Wonda mengatakan penyerahan senjata tersebut dilakukan setelah melihat maraknya pembangunan di Puncak Jaya dan mereka ingin kampungnya juga dibangun. Wonda mengaku Pemkab Puncak Jaya terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada anggota KKSB yang masih berada di hutan-hutan agar mereka dengan sadar kembali ke NKRI.

"Mudah-mudahan makin banyak anggota KKSB yang sadar dan bersama sama membangun Puncak Jaya," harap Bupati.

Wonda juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setingi tingginya kepada Presiden Jokowi yang sudah menggeluarkan program BBM satu harga serta program lainnya. Ia menilai program itu telah menekan berbagai harga kebutuhan masyatakat seminimal mungkin, seperti semen yang biasanya Rp 1,5 juta/sak turun menjadi sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu/sak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement