REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpeluang lebih besar menjadi calon presiden (capres) daripada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Keduanya adalah kader Partai PDI Perjuangan (PDIP).
"Kansnya (peluang) lebih besar Ganjar dari segi popularitas dan aksestabilitasnya. Tetapi dari sisi kendaraan politik, Puan menang karena yang punya partai ibunya," kata Rully Akbar, peneliti LSI Denny JA di Jakarta, Selasa (2/7).
Menurut Rully, Ganjar mempunyai pengalaman lebih baik daripada Puan. Terlebih, Gubernur Jateng itu juga mempunyai basis pemilih di Jawa Tengah yang diketahui merupakan kantong suara terbesar untuk PDI Perjuangan.
Dengan keuntungan itu, Ganjar berpotensi menguasai suara di Jawa dan tinggal mencari pemilihnya di luar Pulau Jawa meskipun jumlahnya tidak terlalu signifikan. Sedangkan Puan, menurut Rully, tidak memiliki popularitas dan kapabilitas sekuat Ganjar. Namun, Menko PMK itu berpotensi menjadi capres di 2024 karena PDI-P harus mempunyai perwakilan untuk melanjutkan kekuasannya.
Apabila wacana ditariknya Puan menjadi Ketua MPR di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin benar terjadi, Rully berpendapat politisi PDI-P itu harus mampu menunjukkan kapabilitasnya. "Dia harus all out dan menunjukkan performance dan kapabilitasnya supaya orang punya keyakinan yang sama seperti orang memilih Ganjar. Ganjar punya bukti di Jateng. Puan sebagai menteri tinggal dipahami sendiri," tutur dia.
Sebelumnya, LSI Denny JA merilis 15 nama yang masuk dalam radarnya sebagai calon presiden (capres) potensial maju pada Pilpres 2024. Selain Ganjar dan Puan, nama-nama yang masuk dalam radar antara lain Prabowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Airlangga Hertarto, Muhaimin Iskandar, Sri Mulyani, Budi Gunawan, Tito Karnavian, dan Gatot Nurmantyo.