REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sekitar 20 hektare lahan gambut kering yang juga ditumbuhi oleh semak belukar mengalami kebakaran hebat yang berlokasi di Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya, Senin (1/7). Lahan itu akan dijadikan perkebunan kelapa sawit.
"Petugas kembali melanjutkan pemadaman api hari ini, setelah kemarin cuma sebagian lahan," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Selasa (2/7).
Ia menerangkan, petugas terdiri dari unsur Badan Penangulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Barat Daya, tiga unit armada pemadam kebakaran, TNI/Polri, perangkat gampong (desa), dan masyarakat setempat ikut membantu memadamkan api. Namun, mereka kesulitan memadamkan kebakaran yang lokasinya jauh dari badan jalan akibat kekurangan pompa portabel, sepatu tahan api bagi personil, dan masker pelindung bagi personel di lapangan.
"Personel pemadam di Pos Kuala Batee kemarin sekitar jam 8.30 WIB, mendapat laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi kebakaran lahan sawit di kawasan jalan 30, Babahrot. Tetapi kencang angin, sehingga api dengan cepat meluas," jelasnya.
Ia mengaku, tim pemadam kebakaran lalu berkoordinasi dengan Koramil dan Polsek setempat yang dibantu masyarakat untuk memadamkan titik api sejauh satu kilometer dari badan jalan. "Alhamdulillah, tidak ada korban dalam peristiwa ini. Tapi penyebab terbakarnya lahan sawit itu, sudah ditangani pihak berwajib," tambah Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh telah memperkirakan, angin kencang bakal terus melanda hampir seluruh wilayah di provinsi ini hingga beberapa hari ke depan. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad mengatakan, rata-rata kecepatan angin berkisar antara 20 hingga 50 kilometer per jam baik siang maupun malam hari.
"Kecepatan angin ini bisa meningkat hingga dua kali lipat, dan bahkan lebih akibat cuaca buruk yang timbul dari awan Cumulonimbus," sebutnya.