REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Jalan menuju sejumlah desa di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih tertimbun tanah longsor akibat hujan yang terus mengguyur wilayah itu selama dua pekan terakhir.
"Kami terpaksa harus kembali ke Palu karena jalan menuju daerah tujuan wisata tersebut sama sekali tidak bisa dilewati kendaraan karena masih tertimbun longsor," kata seorang warga Kota Palu, Martha, Senin (1/7).
Ia mengatakan semula akan menghadiri pesta perkawinan saudaranya di Lindu, tetapi batal karena jalan belum bisa dilewati. Oleh karena itu, ia bersama beberapa warga lainnya yang mau menuju wilayah itu, terpaksa harus pulang ke Kota Palu.
Seorang warga Lindu, Apner yang dihubungi,membenarkan jalan ke Lindu dalam beberapa hari ini putus karena tanah longsor. Dia mengaku ada beberapa titik longsor di daerah itu, sedangkan untuk memperbaiki kembali jalan yang tertimbun longsor perlu waktu cukup lama.
Apalagi, katanya, kalau pekerjaan pembersihan jalan dari longsor hanya secara manual, dengan tenaga manusia. Hal itu, akan sulit untuk menormalkan kembali prasarana jalan menuju Dataran Lindu tersebut.
"Kecuali dibantu dengan mengerahkan alat berat, proses penyingkiran material longsor dari badan jalan akan lebih cepat dibandingkan dengan hanya menggunakan peralatan biasa," katanya.
Warga di kecamatan tersebut mendesak pemerintah untuk segera melakukan normalisasi jalan agar secepatnya bisa dilewati kendaraan. Kecamatan Lindu adalah salah satu wilayah di Kabupaten Sigi yang hingga kini belum juga diterangi listrik dari PLN.
Hingga kini, masyarakat di lima desa di Kecamatan Lindu hanya menggunakan listrik tenaga surya dengan daya terbatas. Sedangkan lainnya hanya menerangi malam hari menggunakan lentara.
Di Kecamatan Lindu terdapat danau yang indah dan menarik serta kawasan hutan yang masih terbilang bagus dan menjadi tempat hidup dan berkembang biak satwa-satwa endemik, seperti babi rusa, anoa, burung maleo, burung alo, burung elang, kera hitam, kuskus, tarsius, dan ular piton.