REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- General Manager Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) Rudi Purnomoloka mengatakan PT PLN (Persero) berkomitmen meningkatkan rasio elektrifikasi dengan melistriki dusun-dusun terpencil. Sejak bulan Mei, PLN UIW NTB mulai membangun jaringan listrik ke Dusun Punik, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa.
Rudi menyebutkan Dusun Punik merupakan berada di sekitar kawasan KPHP Batulanteh dan dihuni sekira 180 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk dari hasil perkebunan, khususnya kopi dan kemiri.
"Proses pembangunan sudah dimulai. Material tiang sudah siap, saat ini sedang proses penanaman," kata Rudi.
Rudi menyampaikan, untuk melistriki Dusun Punik, PLN akan membangun jaringan tegangan menengah (jtm) sepanjang 8,2 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (jtr) sepanjang 1 kms, dan 1 buah gardu berkapasitas 160 kilovolt Ampere (kVA). Rudi menambahkan, untuk membangun jaringan ke daerah-daerah terpecil tidak semudah membangun jaringan listrik di perkotaan. Medan berbukit yang curam dengan jalan yang kecil membuat proses pengangkutan sangat sulit.
"Medannya ke Dusun Punik itu sangat sulit, ada tanjakan yang sangat curam, kemiringan mencapai 40 derajat dan melewati hutan. Kalau angkut tiang pakai truk itu haru sangat berhati-hati," ucap Rudi.
Rudi mengharapkan pembangunan jaringan listrik ke Dusun Punik dapat selesai pada akhir 2019. "Kalau di perkotaan bangun jaringan bisa cepat, tapi kalau di desa tentu waktunya lebih panjang. Mudah-mudahan tidak ada hambatan sehingga akhir tahun bisa selesai dan hadirnya listrik bisa menjadi kado indah untuk warga Dusun Punik," kata Rudi.
Sekretaris Desa Batudulang, Rasidi berharap jaringan listrik dapat segera terbangun dan mengalirkan listrik ke Dusun Punik. Untuk melistriki Dusun Punik, saat ini warga masih menggunakan genset hasil swadaya masyarakat.
Untuk membeli genset setiap warga membayar iuran sebesar 400 ribu rupiah. Kemudian setiap bulannya warga juga membayar iuran sebesar 100 ribu rupiah untuk memberli bahan bakar genset tersebut.
"Itu hanya untuk penerangan, maksimal tambah dengan televisi. Listriknya pun hanya menyala dari jam 6 sore sampai 6 pagi," kata Rasidi.
Rasidi berharap kehadiran listrik di Dusun Punik nantinya diharapkan dapat melahirkan usaha-usaha baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Selama ini kopi dan kemiri tidak di olah, ya mudah-mudahan dengan adanya listrik warga bisa membuka usaha pengolahan, sehingga harga jualnya bisa naik," ujar Rasidi.