Senin 24 Jun 2019 18:42 WIB

Emil akan Berikan Rp 1,4 Triliun ke Delapan Daerah

Dana yang diberikan masuk dalam program Citarum harum.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank Dunia akan mengucurkan dana bantuan sebesar US 100 Juta Dollar atau Rp 1,4 triliun untuk mengatasi persoalan sampah di sungai Citarum. Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, ia mengumpulkan sejumlah delapan perwakilan petinggi daerah yang akan menerima kucuran pinjaman dana untuk dipergunakan dalam program Citarum Harum.

Ridwan Kamil mengatakan, delapan daerah tersebut adalah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Karawang. Menurut Ridwan Kamil, daerah-daerah ini akan mendapatkan bantuan dana dengan anggaran berbeda.

Baca Juga

Perbedaan tersebut tergantung dengan volume sampah yang dihasilkan dan diperkirakan masuk hingga ke Sungai Citarum. "Anggaran paling besar kemungkinan diberikan ke daerah metro khususnya yang ada di Bandung Raya sekitar 80 persen sedangkan sisanya ke daerah lain sebesar 20 persen," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (24/6).

Setiap daerah, kata dia, setelah dikalkulasikan minimal setiap daerah bisa mendapat Rp 50 miliar. Saat ini, kata dia, pencairan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun masih diupayakan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Presentasi ke Bank Dunia, rencananya dilakukan pada 12 Juli setelah mendapat data lengkap dari delapan daerah yang bakal mendapat kucuran dana.

Untuk pencairan anggaran tersebut, kata dia, tidak akan diberikan secara langsung. Dana tersebut akan dibagi dalam lima tahun. Artinya, setiap tahun kemungkinan hanya ada dana kurang dari Rp 300 miilar.

"Pencarian dana awal kemungkinan dilakukan pada 2020," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement