REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai menilai desakan agar Partai Golkar segera melaksanakan musyawarah nasional (munas) merupakan konsekuensi logis yang harus diterima. Karena, Partai Golkar telah menargetkan 110 kursi pada pemilu 2019 kali ini, namun kenyataannya Partai Golkar hanya memperoleh 85 kursi, selisih enam kursi dari perolehan pemilu 2014 lalu yang memperoleh 91 kursi.
"Itu dalam politik bukan bicara perolehan suara tapi bicara berapa kursi yang kita peroleh tapi ternyata alami penurunan. Itu jadi konsekuensi logis, apalagi Golkar jadi partai modern dan dimiliki oleh semua," kata Yorrys ditemui di Jakarta, Sabtu (22/6).
Yorrys mendukung perlu adanya langkah evaluasi dan perubahan di tubuh Partai Golkar. Menurutnya hal itu penting untuk persiapan Pemilu 2024 mendatang.
"Ke depan harus berpikir 2024 Golkar mau jadi apa. Harus ada perubahan dan evaluasi," ujar Yorrys.
Periode kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar saat ini Airlangga Hartartio akan tutup buku pada Desember 2019 mendatang. Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan apabila partai beringin tersebut mempercepat munas. "Oktober, sebelum Jokowi menentukan kabinet,"tuturnya.