Kamis 20 Jun 2019 09:31 WIB

Saksi Ahli Sebut Ada Kesalahan Input Data Situng KPU

Saksi ahli menyebut ada pola kesalahan dan pemasukan data ke Situng KPU.

Hakim Mahkamah Konstitusi memperlihatkan sejumlah barang bukti pihak pemohon yang belum bisa diverifikai pada sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Hakim Mahkamah Konstitusi memperlihatkan sejumlah barang bukti pihak pemohon yang belum bisa diverifikai pada sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli pengembangan perangkat lunak biometrik, Jaswar Koto, yang dihadirkan kubu Prabowo-Sandi menyebutkan telah terjadi kesalahan pemasukan data dalam sistem penghitungan (Situng) KPU. "Tim kami menemukan pola kesalahan, pemasukan data, menggelembungkan suara 01 dan pengurangan untuk 02," kata Jaswar di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Kamis (20/6) dini hari.

Kesalahan tersebut, Jaswar mengatakan, pada akhirnya menguntungkan pasangan calon Joko Widodo-Ma''ruf Amin. Sebagai salah satu contoh, Jaswar memaparkan terdapat perbedaan data angka di situng dengan rekapitulasi formulir C1 berdasarkan 63 TPS yang dipilih melalui sistem acak.

Baca Juga

Jaswar menyebutkan kesalahan pemasukan data di 63 TPS itu menjadikan pasangan Jokowi-Ma''ruf mendapat tambahan suara sebesar 1.300, sementara pasangan Prabowo-Sandi berkurang 3.000 suara. "Kami dua kali lakukan analisa untuk validasi bahwa ada pola kesalahan pemasukan data dalam situng, di mana polanya pasangan 01 ditambahkan suaranya sementara 02, dikurangi," kata Jaswar.

Sementara itu ahli lain yang dihadirkan pemohon, yaitu Soegianto Sulistiono, menyatakan pihaknya menemukan 57 ribu data invalid dalam situng. "Setiap hari kami lakukan analisa, dan kami menemukan ribuan data invalid dari situng," ujar Soegianto.

Soegianto mengklaim adanya data invalid setelah timnya menilai ada keanehan dalam situng yang terus menaikkan suara untuk Paslon 01, namun perolehan suara 02 berjalan sangat lambat."Ada yang 02 dinaikkan tapi signifikansinya 01 yang dinaikkan," kata Soegianto.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement