Jumat 14 Jun 2019 23:47 WIB

BPN Tegaskan tidak Perlu Ada Rekonsiliasi

Pilpres adalah semacam fastabqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Azhar Simanjuntak.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Dahnil Azhar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan tidak perlu ada rekonsiliasi pascapemilihan presiden (Pilpres) 2019. Dahnil beralasan karena pilpres adalah semacam fastabqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

"Dari awal saya katakan, kompetisi pilpres itu tidak ada konflik, yang ada adalah kalau dalam Islam itu fastbiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, jadi tidak perlu rekonsiliasi," ujar Dahnil saat ditemui di kediaman calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno di Jakarta Selatan, Jumat (14/6).

Dahnil juga mengibaratkan pilpres seperti pertandingan tinju. Sesengit apa pun di atas ring tapi ketika sudah ditentukan yang menang dan kalahnya, maka selesailah pertarungan. Oleh karena itu, Dahnil mengaku tidak sepakat dengan sejumlah tokoh atau pengamat yang menarasikan rekonsiliasi.

"Saya justru tidak bersepakat dengan pihak atau tokoh siapa pun, orang mengaku netral, pengamat yang sok netral segala macam itu kemudian menarasikan rekonsiliasi bagi saya menarasi rekonsiliasi justru menebar konflik, seolah-olah ada konflik," tutur Dahnil.

Dahnil melanjutkan, hal ini berbeda dengan silaturahim. Menurutnya, kalau silaturahim justru harus dilakukan. Hanya saja, Dahnil menilai silaturahim hanya soal waktu.

"Kalau silaturrahim wajar, harus malahan tinggal menunggu waktu saja," kata Dahnil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut rekonsiliasi politik dengan rival politiknya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto, bisa dilakukan di mana pun termasuk di Keraton Yogyakarta. "Ya di manapun bisa, bisa dengan naik kuda, bisa. Bisa di Yogja bisa, bisa naik MRT bisa. Kita ini ya," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement