Kamis 13 Jun 2019 17:49 WIB

Mualem Minta Maaf, Wiranto: Kita Syukuri Dia Sadar

Wiranto enggan mencari tahu alasan yang membuat Mualem mengklarifikasi pernyataannya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Menko Polhukam Wiranto
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Menko Polhukam Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyambut baik permintaan maaf eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf atau Mualem atas pernyataannya yang menyerukan referendum bagi rakyat Aceh. Namun, Wiranto enggan mencari tahu alasan yang membuat Mualem kemudian mengklarifikasi pernyataannya tersebut.

"Kita enggak usah macam-macam, ya, kita syukuri sajalah. Kalau seseorang sudah sadar, sudah menjadi baik, pernyataannya kemudian mencabut pernyatan yang negatif," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (13/6).

Baca Juga

Menurut Wiranto, klarifikasi yang dilakukan Mualem juga berarti bahwa ia mendukung Aceh tetap dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan upaya pemerintah dalam melanjutkan pembangunan. Ia berharap klarifikasi Mualem tersebut permanen dan menyudahi polemik terkait referendum Aceh dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya kira sesuatu pernyataan yang baik yang kita sambut dengan rasa syukur, dan mudah-mudahan itu permanen dan akan tetap berlaku kapan saja," ujar Wiranto.

Lagipula, Wiranto kembali menegaskan, tidak ada ruang bagi wacana referendum di Indonesia. Itu, kata Wiranto, berlaku sejak Tap MPR Nomor 8 Tahun 1998 telah mencabut Tap MPR Nomor 4 Tahun 1993 tentang referendum. Ada juga UU Nomor 6 Tahun 1999 yang mencabut UU Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum.

"Waktu itu saya katakan bahwa referendum itu dalam khazanah hukum Indonesia sudah tidak ada, TAP MPR-nya sudah dicabut, UU sudah dicabut, sehingga tidak relevan dengan tuntutan politik saat ini," kata Wiranto.

Sebelumnya, permintaan maaf Muzakir Manaf diketahui dalam sebuah video yang viral di media sosial. Republika.co.id mendapatkan video tersebut dari Pimpinan Partai SIRA Aceh yang juga gubernur Aceh periode 2007-2012 Muhammad Nazar.

Dalam video itu, Muzakir Manaf yang mengenakan kemeja motif kotak-kotak memberikan penjelasan mengenai alasannya sempat menyerukan referendum Aceh. "Bahwa menyatakan saya tentang referendum tidak .... Rakyat Aceh, saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada event peringatan haul meninggalnya Tengku Hasan Muhammad Ditiro," kata Muzakir Manaf di video, Rabu (12/6).

Melalui video berdurasi 1 menit 17 detik itu, Muzakir Manaf memberikan klarifikasi lengkap berisi empat poin. Muzakir Manaf yang kerap disapa Mualem ini memperkenalkan diri sebagai Ketua Partai Aceh (PA) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA). KPA adalah organisasi yang berisi mantan kombatan GAM pasca-perdamaian MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.

Melalui video itu Muzakir Manaf menyebut bahwa rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI. Ia berharap Aceh ke depan harus lebih maju, membangun provinsi Aceh dalam bingkai NKRI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement