Selasa 11 Jun 2019 10:35 WIB

UMM Upayakan Cetak Guru Berwawasan Global

Beberapa upaya UMM dengan melakukan magang dan KKN Internasional.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah berkomitmen untuk mencetak guru berwawasan global. Beberapa caranya dengan melakukan magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional.

Kepala Magang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM, Nur Widodo menerangkan, pihaknya telah empat kali mengirimkan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Magang 3 Internasional ke Thailand. Jumlah ini terhitung selama 2019 berlangsung.

Baca Juga

Menurut Widodo, sejak 2015 FKIP UMM menjalin kerja sama dan mengirimkan mahasiswa untuk mengajar di Thailand. Kerjasama ini dikukuhkan melalui kunjungan 12 senator (anggota parlemen) Thailand yang dipimpin Jenderal Tuang Antachai (mantan kepala staf Angkatan Darat/Gen.Udomchai Tammasarorat). Hal ini lebih tepatnya pada 10 Agustus 2018.

Magang ke Thailand, kata Widodo, diselenggarakan pada Juni setiap tahunnya. Selama satu bulan penuh, mahasiswa melaksanakan kegiatan praktik mengajar di sekolah. Mahasiswa melaksanakan magang di sekolah yang tergabung dalam Muslim Education Development Association Thailand (MEDAT), suatu organisasi sekolah yang beranggotakan SD, SMP dan SMA di seluruh wilayah Thailand.

 

Berkat kerjasama yang harmonis, setiap tahunnya FKIP mengirimkan 45 hingga 55 mahasiswa dari enam program studi (prodi). Antara lain prodi bahasa Inggris, bahasa Indonesia, PGSD, Biologi, Matematika dan PPKN. Mereka dikirim ke empat provinsi di Thailand, yaitu Bangkok, Satun, Krabi dan Songklha.

Melalui Magang 3 ini, Widodo menjelaskan, mahasiswa melakukan kegiatan mengajar. Apapun latar belakang disiplin ilmunya, mereka akan mengajar Bahasa Inggris, budaya dan bahasa Indonesia. "Kepanduan dan pelajaran ekstra kurikuler lainnya," ujar Widodo melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.

Sejak 2018, dia melanjutkan, kegiatan Magang 3 telah digabung dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan. Oleh karena itu, durasi program bertambah satu bulan sehingga kegiatan mahasiswa berakhir pada Agustus. Dengan penggabungan magang dan KKN ini, maka mahasiswa semakin leluasa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan.

Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan koperasi sekolah, mengenalkan berbagai budaya daerah di Indonesia. Antara lain kesenian wayang, angklung, batik jumput dan lain lainnya. "Bahkan ada kelompok mahasiswa yang menggerakkan gemar membaca dan literasi melalui perpustakaan keliling," ungkap Nur Widodo.

Kegiatan Magang 3 dan KKN Internasional ini juga memiliki makna penting bagi mahasiswa. Tidak hanya terkait dengan school exposer, tetapi lebih pada international atmosphere. Mahasiswa bisa memiliki wawasan internasional, terlebih dengan telah diberlakukannya pasar bebas ASEAN sejak 2015.

"Mau tidak mau, dunia pendidikan pasti terimbas oleh globalisasi, dan mahasiswa harus dipersiapkan untuk memenangi kompetisi global termasuk dalam dunia pendidikan ini," katanya.

Melalui magang internasional, dia menambahkan, berbagai kualifikasi seperti yang dikehendaki oleh pembelajaran abad 21 bisa tercapai. Beberapa di antaranya seperti kemahiran komunikasi, berpikir kreatif dan bekerja sama. Bahkan, kemandirian dapat dikuatkan pada mahasiswa peserta magang dan KKN Internasional ini.

Rektor UMM, Fauzan merasa bangga dengan program Magang dan KKN Iternasional ini. "Saya mengharapkan program ini dapat diperluas lagi di berbagai negara lain. Syukur-syukur bisa di Eropa maupun Amerika," tambah dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement