Selasa 11 Jun 2019 10:13 WIB

Majelis Tinggi Demokrat Sayangkan Isu Pembubaran Koalisi

Pernyataan pembubaran koalisi tak sepantasnya diumbar ke publik.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Muhammad Hafil
Max Sopacua
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua menyayangkan pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik yang meminta pembubaran partai koalisi. Max menyatakan permintaan itu sebatas penyataan individu dan tidak mewakili partai Demokrat.

"Di situlah yang saya sayangkan. Padahal itu hanya pernyataan satu dua orang yang tidak mewakili Demokrat," kata Max saat diundang dalam tayangan stasiun TV, Berita Satu, Senin (10/6).

Baca Juga

Max mengatakan, permintaan untuk membubarkan partai koalisi tidak sepantasnya diumbar di publik. Seiring berjalannya waktu, kata Max, sebuah koalisi partai politik akan bubar dengan sendirinya.

Max menilai, permintaan pembubaran itu jelas tidak pada tempatnya. Sebab, sikap partai partai Demokrat secara resmi masih berada dalam kubu koalisi 02, Prabowo-Sandi Uno.

"Nah yang saya sayangkan, kenapa pagi-pagi kita sudah menyampaikan statmen itu (permintaan pembubaran koalisi). Padahal secara otoritas kita belum melepaskan diri," ujarnya.

Selain itu, Max berpendapat, jika ada sejumlah orang yang menyebut bangsa ini akan terpecah dengan adanya dua koalisi. Hal itu dinilai kurang tepat. Sebab, panggung politik sudah terbiasa dengan koalisi.

"(Sebuah) koalisi itu sudah terbiasa dalam dunia politik. Bukan bangsa ini akan pecah karena adanya dua koalisi, gak sama sekali," ungkapnya.

Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik dalam cicitan di akun Twitter resminya @RachlanNashidik mengatakan bahwa Pemilu 2019 telah usai. Karena itu, dirinya mengusulkan agar calon presiden (capres) Prabowo Subianto membubarkan koalisi partai pendukungnya.

"Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung," kata Rachland yang telah dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement