Selasa 11 Jun 2019 09:35 WIB

Menpar Kurang Puas Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara, Kemenpar beberkan empat strategi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Hasanul Rizqa
Wisatawan asing memadati Bandara Internasional Lombok, Praya, Loimbok Tengah, NTB, Selasa (7/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wisatawan asing memadati Bandara Internasional Lombok, Praya, Loimbok Tengah, NTB, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, capaian jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang sebanyak 1,3 juta kunjungan selama April tahun ini di bawah angka psikologis. Artinya, kondisi demikian dinilainya tidak baik. Apalagi, Indonesia perlu mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini.

“Angka 1,3 juta ini tidak bagus karena angka psikologis kita 1,5 juta per bulan,” kata Arief Yahya dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (11/6) malam.

Baca Juga

Berdasarkan data terkini Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2019 sebesar 1,3 juta kunjungan atau turun 2,7 persen dibandingkan pada Maret tahun yang sama.

Secara kumulatif, selama Januari hingga April tahun ini, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak 5,12 juta kunjungan atau tumbuh 3,22 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Arief menyampaikan soal optimalisasi capaian target wisatawan mancanegara pada delapan bulan berikutnya. Dia menjelaskan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama dengan para pelaku bisnis pariwisata akan melakukan empat strategi utama.

Di antaranya adalah border tourism, hot deals, tourism hub, dan low cost carrier terminal (LCCT).

“Kemenpar bersama industri pariwisata telah menyiapkan sembilan strategi, namun kita akan terapkan empat strategi utama tersebut untuk meningkatkan kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) pada tahun ini,” kata Arief.

Untuk strategi border tourism, pemerintah mengandalkan kekuatan kedekatan jarak maupun emosional. Strategi tersebut, menurut dia, banyak dilakukan negara-negara lain di Eropa atau Asia Tenggara, seperti Malaysia. “Kita fokus pada border tourism untuk menarik wisman dari Singapura dan Malaysia,” katanya.

Sementara itu, program hot deals yakni dengan memberikan diskon besar-besaran untuk menjaring kunjungan wisman di saat low seasons pada tahun ini. Ia menyebut target internal Kemenpar diharapkan akan menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara.

Sebagai catatan, pada tahun lalu hot deals mampu menjual 700 ribu pax dan terbesar dari Kepri mencapai 20 persen.

Adapun strategi tourism hub dilakukan melalui Singapura dan Kuala Lumpur (Malaysia). Program itu, kata dia, dinilai sebagai solusi terhadap direct flight yang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu relatif lama.

"Ada jutaan turis India dan Tiongkok yang singgah di Singapura maupun Kuala Lumpur. Melalui travel agent di sana kita mempengaruhi mereka untuk melanjutkan liburan ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Sementara itu, program yang menentukan dalam mencapai target wisman tahun ini adalah low cost carrier terminal (LCCT). Kemenpar mencatat kunjungan wisman tahun 2017 lebih dari 55 persen menggunakan full service carrier (FSC). Sisanya menggunakan low cost carrier (LCC).

Namun, setelah diteliti, nyatanya pertumbuhan FSC rata-rata di bawah 5 persen, sedangkan LCC yang tumbuh rata-rata 21 persen. “Untuk mendorong kunjungan wisman LCC kita harus memiliki terminal LCC dan program mulai terwujud. Per 1 Mei 2019 yang lalu, Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta resmi menjadi LCCT kita harapkan akan terjadi lonjakan 1 juta wisman,” kata Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement