Sabtu 08 Jun 2019 22:00 WIB

Rekrutmen Pelaku Bom Lewat Media Sosial Jadi Sorotan

Pelaku bom Kartasura direkrut melalui media sosial.

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Joko Sadewo
Petugas Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani menyoroti aksi teror Rofik Asharuddin (23 tahun), tersangka upaya bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (3/6) lalu. Arsul menekankan aparat tidak boleh lengah, meski aksi tersangka masih tergolong amatir karena merupakan pelaku tunggal atau sleeping sel.

Menurutnya, aparat harus mengantisipasi pola rekruitmen pelaku teror melalui media sosial, seperti yang terjadi pada tersangka Rofik melalui media sosial facebook.

"Meski kasus percobaan bom di Pos Pol Kertasura itu tergolong masih amatir, tapi poinnya adalah bahwa rekrutmen terhadap anak-anak muda melalui berbagai media sosial tetap aktif dilakukan oleh sel-sel kelompok terorisme," ujar Arsul saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (8/6).

Menurut anggota Pansus RUU Antiterorisme itu, tidak menutup kemungkinan, ada orang lain seperti Rofik yang terpapar paham radikal dan teror dan berencana melakukan aksi serupa. Apalagi, pelaku dalam keterangannya kepada kepolisian mengungkap berkomunikasi dengan teman-temannya yang juga lone wolf.

Untuk itu, Arsul menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu meningkatkan koordinasi dengan instansi intelejen. Ini  untuk mendeteksi kelompok-kelompok teror dengan berbagai pola.

Menurutnya, jangan sampai aksi teror kembali terulang. "BNPT perlu meningkatkan kordinasi antar instansi intelejen agar deteksi terhadap kelompok-kelomlok teroris dan jaringan-jariangannya bisa diketahui sebelum mereka beraksi," kata Arsul.

Tersangka Rofik melakukan upaya bom bunuh diri di depan Pos Pengamanan I Tugu Kartasura pada Senin sekitar pukul 22.45 WIB.  Diketahui, Rofik telah berbaiat dengan pimpinan ISIS sejak 2018.

Kepolisian terus menyelidiki jaringan komunikasi yang terjalin antara Rofik Asharudin dengan ISIS melalui media sosial Facebook.  Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo pada Rabu (5/6) mengatakan berdasarkan informasi Densus 88, Rofik merupakan pelaku tunggal atau bisa juga disebut dengan sleeping sel. Namun Rofik melakukan komunikasi dengan sleeping sel lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement