Rabu 05 Jun 2019 08:21 WIB

Gunung Merapi Tenang Kembali Jelang Lebaran

Sejak 1 Juni hingga 3 Juni 2019, Gunung Merapi sangat aktif mengeluarkan guguran

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas Gunung Merapi.
Foto: Antara.
Aktivitas Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas guguran Gunung Merapi sempat sangat aktif pada awal Juni lalu. Namun, selama Lebaran, aktivitas guguran yang dikeluarkan Gunung Merapi terbilang landai.

Gunung Merapi seakan kembali tenang selama Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Setidaknya, selama periode 4-5 Juni 2019, tingkat aktivitas guguran yang sempat tinggi rendah kembali.

Baca Juga

Padahal, selama tiga hari berturut-turut mulai 1-3 Juni 2019, Gunung Merapi sangat aktif mengeluarkan guguran. Tidak cuma lava pijar, Gunung Merapi aktif memuntahkan guguran awan panas.

Selama tiga hari itu saja, Gunung Merapi sudah memuntahkan tiga kali guguran awan panas. Selain itu, tidak kurang 27 guguran lava pijar sudah dimuntahkan Gunung Merapi.

Untuk awan panas, guguran terjauh terjadi 1 Juni dengan jarak luncur 1.200 meter ke arah hulu Kali Gendol. Untuk lava pijar, guguran terjauh terjadi pada 1 Juni dengan 1.100 meter.

Secara kuantitas guguran awan panas dan guguran lava pijar, tentu aktivitas Gunung Merapi pada awal Juni terbilang cukup tinggi. Bahkan, lebih tinggi jika dibandingkan awal April dan awal Mei.

Pada awal April, periode pengamatan 1-3 April 2019, cuma terjadi dua kali guguran awan panas. Sedangkan, untuk lava pijar, Gunung Merapi cuma memuntahkan lima kali guguran.

Kondisi serupa terjadi pada awal Mei. Sebab, periode pengamatan 1-3 Mei 2019 menunjukkan, cuma terjadi delapan guguran lava pijar dan belum ada satupun guguran awan panas yang terjadi.

Namun, aktivitas yang sangat tinggi itu kembali menurun. Pada 4 Juni 2019 saja, satu hari penuh, tidak ada satupun guguran awan panas maupun lava pijar yang dimuntahkan Gunung Merapi.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Yulianto melaporkan, cuaca cerah, berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke utara, timur, tenggara, selatan dan barat.

"Suhu udara 15-28,2 derajat celcius, kelembaban udara 22-93 persen dan tekanan udara 567,7-708,5 milimetermerkuri," kata Yulianto, Selasa (4/6).

Meski begitu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan mutlak harus terjaga.Terlebih, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status waspada.

Hingga kini, BPPTKG masih merekomendasikan area dalam radius tiga kilometer dari puncak agar tidak ada aktivitas manusia. Kecuali, kepentingan penelitian BPPTKG dan mitigasi BPBD.

Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak. Namun, masyarakat diminta waspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement