REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Gelombang pencari kerja menuju kota-kota besar akan selalu meningkat saat usai Lebaran. Salah satunya ke Kota Bekasi, Jawa Barat. Meski demkian, pemerintah kota (pemkot) mengaku tak melarang, bahkan tak khawatir, dengan gelombang besar warga pendatang tersebut.
"Prinsipnya Kota Bekasi adalah kota yang sangat terbuka bagi warga masyarakat yang akan hadir,"ungkap Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, di Plaza Pemkot, Selasa (4/6) malam.
Tri mengatakan, pihaknya dipastikan tidak akan melakukan razia kepada warga pendatang yang biasanya ramai hadir saat arus balik Lebaran nanti. "Tidak ada (razia pendatang). Karena ini kota yang sangat welcome dan terbuka terhadap pendatang," kata Tri Adhianto yang akrab disapa Mas Tri itu.
Bekasi bisa seperti sekarang, sambung Tri, juga karena para pendatang yang turut membantu menggerakan roda perekonomian kota. "Mereka memberikan warna, mendatangkan investasi dan membayar pajak," ucapnya.
Tri menjelaskan, Kota Bekasi adalah kota yang terus berkembang pesat. Seperti halnya dengan pembangunan jalur kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) dan tiga stasiunnya di Kota Bekasi.
"Setidaknya nanti akan muncul minimal 3 apartemen dan akan ada berapa ribu orang yang akan hadir. Tentu ini sesuatu yang tak bisa dicegah," ucapnya.
Ia pun mengaku tak khawatir dengan potensi meningkatnya angka pengangguran jika para pendatang itu akhirnya bersaing dengan pencari kerja lokal. Menurut Tri, para pendatang itu adalah bagian dari bonus demografi Indonesia.
"Mereka bisa mengoptimal investasi yang ada dan tentunya dengan adanya persaingan maka akan memberikan suatu hasil yang luar biasa," tuturnya.
Karena prinsipnya, sambung Tri, kota Bekasi adalah kota sejuta harapan. "Di sini ada Harapan Jaya, ada Harapan Indah dan terakhir kita berharap ada Ujung Harapan," kelakar Tri menyebut beberpa tempat di Kota Bekasi yang bernama Harapan.
Meski tak menutup pintu bagi para pendatang, tapi Tri menekankan agar para pencari kerja yang tiba haruslah yang memiliki keterampilan dan kapasitas. "Kalau tidak memiliki nilai lebih maka nanti akan tereliminasi sendiri," kata dia.
Jika pendatang yang hadir, sambung Tri, tak memiliki keterampilan dan akhirnya tereliminasi, apalgi sampai terlunta-terlunta, maka akan memunculkan berbagai permasalahan. "Jangan hanya datang kesini lalu keleleran dan tidak memiliki pekerjaan,"tutup dia.
Warga Kota Bekasi, Yusuf Bachtiar (26), mengaku tak keberatan dengan adanya warga pendatang yang hendak mencari kerja ke kotanya seusai lebaran nanti. Asalkan punya keterampilan, kata Yusuf, tentu itu tak masalah. Dan juga tidak ada yang bisa melarang kedatangan mereka.
"Asalkan jangan mereka yang tanpa skill, dan nanti malah membebani pemkot dan kami warga kota,"ucap pekerja swasta di Jakarta ini.