REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri Presiden RI ke-6, Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah berjuang melawan Kanker Darah di National University Hospital (NUH), Singapura pada Sabtu (1/6). Kedekatan Ani Yudhoyono dan suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pun dianggap sebagai potret kesetiaan hingga maut memisahkan.
Kisah cinta Ani dan Sus-sapaan SBY saat muda- hingga menjadi sosok Ibu Negara pun tak bisa dikatakan 'kaleng-kaleng'. Ani harus ditinggal SBY ke medan pertempuran di awal masa pernikahan.
Cerita keduanya salah satunya ditulis dalam Biografi SBY, Sang Demokrat (2004) yang ditulis Usamah Hisyam. "Dia dewasa sekali," kata Kristiani Herrawati, saat pertama kali melihat seorang pria berpostur tinggi berpakaian dinas taruna, yang melapor ke ayahnya, Gubernur Akmil, Mayjen Sarwo Edhie Wibowo.
Pria yang dilihat Ani, sapaan akrab Kristiani, tidak lain adalah SBY yang baru saja diangkat ke tingkat empat taruna akmil. Pertemuan itu dianggap SBY sebagai suatu 'jalan tuhan'. Semenjak itu, SBY menjadi rajin berpesiar ke rumah dinas Sarwo Edhie, mencari kesempatan siapa tahu Ani sedang berada di Magelang.
Sikap SBY ini bahkan sempat mendapat teguran dari ayahnya, Soekotjo yang hanya berpangkat Pembantu Letnan Satu. SBY dianggap 'terlalu berani' menggoda anak sang Jenderal dengan nama besar. Maklum, Sarwo Edhie dikenal sebagai Komandan RPKAD yang memberantas G30S-PKI tahun 1965.
Singkat cerita, keduanya pun semakin dekat melalui surat menyurat. Sebab, saat itu, pada 1973, Ani merupakan mahasiswi kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta. Hubungan keduanya pun lebih intensif via surat menyurat.
Pada 1974, Ani harus bertolak ke Korsel ikut ayahnya yang didapuk menjadi Dubes. Sebelum berangkat, Ani bertunangan dengan SBY, tepatnya Februari 1974. Satu setengah tahun kemudian saat Ani kembali, SBY justru sedang menempuh pendidikan di Amerika.
Sekembalinya dari Negeri Paman Sam, SBY resmi menikahi Ani pada 30 Juli 1976. Baru saja menikah, SBY harus ditugaskan memimpin pleton di Timor Timur. Ani yang menjadi istri tentara sudah siap lahir dan batin menanggung risiko tersebut.
(file foto) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima
Sepuluh tahun kemudian, SBY lagi-lagi ditugaskan ke Timor Timur. Kali ini, Ani merasa berat. Tahun 1986 hingga 1988, Timor Timur belum sepenuhnya aman. Ani yang tinggal di Asrama pun mengaku pernah diteror penelepon gelap di tengah malam yang membuat Ani makin was-was.
Satu pesan SBY yang dikenang Ani sebelum berangkat adalah: "No news is a good news. Kalau tidak ada berita, berarti baik," yang membuat Ani Yudhoyono merasa tenang.
Seringnya SBY bertugas pun membuat Ani harus mampu mengatasi berbagai urusan keluarga agar SBY fokus pada pekerjaannya. Namun, musyawarah selalu dilakukan Ani Yudhoyono dan suaminya berjalan harmonis.
Saat melahirkan, lagi-lagi Ani harus kuat tanpa didampingi sang suami. Pada kelahiran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), SBY memang mendampingi seluruh proses kelahiran dengan sepenuh hati. Namun, pada kelahiran Edhie Baskoro Yudhoyono, Ani terpaksa tak didampingi SBY yang harus bertugas di Karawang, jauh dari rumah Ani di Bandung.
Berpuluh tahun Ani selalu setia menjadi pendamping SBY bertugas dalam berbagai keadaan. Hingga pada 2004, karir panjang SBY mencapai puncak dengan dipilihnya SBY menjadi Presiden RI melalui proses pemilu langsung oleh rakyat pertama di Indonesia.
(file foto) Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono didampingi putra mereka Agus Yudhoyono menikmati keindahan matahari terbit (sunrise) di Kaldera Bromo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (5/5/2013). (Antara/Abror)
Dari ibu-ibu 'Persit' menjadi seorang Ibu Negara, ternyata Ani sukses menjadi partner bagi Sang Presiden. Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang juga menjadi Menkeu di masa pemerintahan SBY. Sri Mulyani mengaku, ia melihat Ani sangat dekat dengan Presiden SBY.
"Sebagai seorang istri yang selalu mendampingi di dalam setiap kunjungan, pada saat mendengar aspirasi dari masyrakat, beliau (Ani) ikut mencatat, mungkin ikut membantu mengingatkan apa yang harus dijawab bapak presiden," kenang Sri Mulyani, Sabtu (1/6).
Ani dinilai selalu suportif dan sigap memberikan dukungan pada SBY. Sri Mulyani juga mengingat, dalam sebuah rapat di Bali, SBY bermain gitar dan bernyanyi di sela-sela rehat. "ibu Ani selalu mendampingi beliau dan menatap pak SBY dengan penuh rasa sayang. Seorang istri dan pasangan suami istri yang luar biasa," kata Sri Mulyani.