Selasa 28 May 2019 19:19 WIB

Kota Bandung Masih Jadi Tujuan Urbanisasi Pasca-Lebaran

Kota Bandung diprediksi banjir pendatang dari Bogor, Bekasi, dan Depok pasca Lebaran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Reiny Dwinanda
Suasana di Terminal Cicaheum, Bandung pada Selasa (19/6). Terminal Cicaheun masih menjadi tempat pemberangkatan pemudik dengan tujuan dalam provinsi.
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Suasana di Terminal Cicaheum, Bandung pada Selasa (19/6). Terminal Cicaheun masih menjadi tempat pemberangkatan pemudik dengan tujuan dalam provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota dan Kabupaten Bandung masih menjadi daerah favorit urbanisasi sejumlah masyarakat desa maupun kota kecil di dalam provinsi. Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Jawa Barat Heri Suherman, urban dalam provinsi ini artinya pendatang kebanyakan datang dari beberapa daerah di Jabar untuk mencari peruntungan di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.

"Itu yang tertingginya Kota dan Kabupaten Bandung. Tetapi untuk pendatang dari luar provinsi itu tertingginya Bogor, Bekasi, Depok," ujar Heri usai kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (28/5).

Menurut Heri, dapat dimaknai bahwa urban dari dalam provinsi itu mencari pekerjaan di sektor informal dengan keahlian yang tidak menentu. Hal itu yang terjadi di kota dan Kabupaten Bandung.

"Kalau Bogor, Bekasi, Depok itu urban yang mencari pekerjaan di sektor industri yang sudah jelas ada lapangan kerjanya," katanya.

Heri mengatakan, ia belum menjelaskan secara detail terkait daerah mana di Jabar yang warganya terbanyak melakukan urbanisasi ke Kota dan Kabupaten Bandung. Namun, setiap tahun, peningkatan angka urbanisasi ke Kota dan Kabupaten Bandung sangat kecil, yaitu di sekitar 35 ribu orang pada dua daerah tersebut.

"Kalau ke Bogor itu 40 ribu lebih tahun kemarin dan cenderung meningkat tinggi dari Bogor, Bekasi, Depok, dan Karawang," katanya.

Heri menilai, urbanisasi memang jamak terjadi dalam setiap hari. Namun, berdasarkan pengalaman, angka kejadiannya diprediksi bakal kian melonjak dikala memasuki momen Lebaran, tak terkecuali di tahun 2019 ini.

Pihaknya akan melakukan beberapa langkah antisipasi, salah satunya melakukan sosialisasi kepada para pemudik agar tak membawa keluarga, teman maupun tetangga pada arus balik. Pihaknya pun akan menggelar operasi simpatik.

"Operasi simpatik untuk memulangkan pendatang yang tak jelas tujuannya akan dilaksakan di tanggal 31 Mei saat puncak arus mudik dan arus balik pada 9 Juni," katanya.

Kota Bandung, menurut dia, memiliki aplikasi untuk para pendatang. Mereka tinggal mengunduh di aplikasi e-punten di play store untuk mengisi identitas dan alamat tempat tinggalnya.

"Nanti Disdukcapil akan menyampaikan keberadaan penduduk non permanen itu kepada RT RW setempat supaya dipantau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement