Selasa 28 May 2019 13:44 WIB

Puncak Sering Macet, Pengusaha Bertemu Bupati Bogor

Kemacetan di Puncak merugikan sektor wisata.

Sejumlah kendaraan yang akan menuju puncak terjebak kemacetan di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan yang akan menuju puncak terjebak kemacetan di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Jalan utama menuju ke sejumlah objek wisata di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat yang semakin sering macet membuat sejumlah pengusaha objek wisata di daerah itu berinisiatif bertemu Bupati Bogor. Pertemuan itu untuk mencari jalan keluar yang terbaik.

"Sekarang ini kalau kami ditanya kendala objek wisata di kawasan sini, jawabannya satu kata, yaitu macet," ujar General Manajer Royal Safari Garden (RSG) Lies Yuwati didampingi Manajer Pemasaran dan Komunikasi Dian Sagita di Ciasarua, Bogor, Jawa Barat usai menyerahkan santunan kepada 50 anak yatim piatu, Senin malam (27/5).

Baca Juga

Dia menjelaskan, selain kemacetan itu perlu diurai, juga perlu adanya kepastian tentang jam buka-tutup jalan dari dan menuju Puncak tersebut. Hal ini agar warga yang datang dari jauh sudah bisa mempersiapkan diri dengan baik dan lebih pasti.

"Karena jam buka-tutup belum ada kepastian secara pasti dan tetap, maka banyak wisatawan yang datang jauh-jauh dari berbagai daerah di Indonesia untuk berwisata di kawasan itu mengurungkan niatnya atau gagal," ujarnya.

Kemacetan lalu lintas itu belakangan ini tidak hanya pada akhir pekan, tapi juga sudah terjadi pada hari biasa. Kondisi itu jika terus dibiarkan, maka selain akan menurunkan minat masyarakat berwisata, juga akan sangat berpotensi menimbulkan kerugian di banyak pihak dan sektor, utamanya terkait bisnis pariwisata dan pendapatan daerah.

Lies mengaku sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan kalangan dunia usaha pariwisata setempat dan pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat membahas soal itu, namun belum juga membuahkan hasil yang maksimal. Beberapa dampak negatif jika masalah lalu lintas di kawasan itu tidak segera diatasi, antara lain adalah banyak warga yang kurang nyaman, bahkan gagal menikmati objek wisata di sana, menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dan tamu hotel.

Lies bahkan mengungkapkan penurunan jumlah hunian kamar hotel akibat kemacetan lalu lintas itu sudah mencapai sekitar 20 persen. Namun, dia tidak menyebutkan angkanya secara rinci.

Dia menambahkan, menjelang akhir Ramadhan atau menjelang perayaan Idul Fitri 1440 H/2019 M ini, jumlah pesanan kamar hotel di kawasan Puncak Bogor ada yang baru berkisar 50 persen. Dia berharap dan optimistis angka itu akan meningkat lagi hingga mendekati Lebaran nanti.

Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Jansen Manansang didampingi Humasnya, Yulius H Suprihardo mengatakan sedang dan akan terus memaksimalkan persiapan guna menyambut lonjakan wisatawan pada perayaan Idul Fitri. Senada dengan Lies, ia mengatakan salah satu kendala utama dan yang paling sering dikeluhkan oleh para wisatawan yang akan masuk ke objek wisata yang dikelolanya adalah soal kemacetan lalu lintas itu.

"Memang benar di kawasan sini (Cisarua, Bogor) banyak sekali objek wisata menarik dan banyak pula masyarakat dari berbagai daerah yang sudah tahu dan akan datang ke sini, tetapi ya itu kendala dan yang paling sering dikeluhkan adalah soal macet," katanya.

Jansen mencontohkan salah satu objek wisata baru yang ada di TSI akhir-akhir ini adalah panda. Namun banyak yang terkendala datang karena kemacetan lalu lintas. Ia berharap aparat Dinas Perhubungan, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Bogor bisa segera mencarikan solusi terbaik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement