REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mencatat hingga Senin (27/5) siang sebanyak 40 kepala pemerintahan/negara dan tiga organisasi internasional menyampaikan selamat kepada Presiden Joko Widodo. Ucapan selamat disampaikan lewat berbagai cara, mulai dari telepon langsung hingga via media sosial.
"Pada saat pengumuman dilakukan KPU, sejumlah lagi kepala negara menyampaikan selamat kepada Presiden, sejauh ini sudah per hari ini, per detik ini sudah ada 40 negara plus tiga organisasi internasional yang sudah menyampaikan ucapan selamat," kata Retno usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Retno menyebutkan dengan adanya perkembangan teknologi, maka pengiriman ucapan selamat itu dapat dilakukan lebih cepat. "Karena teknologi baru mereka bisa mengucapkan selamat melalui berbagai saluran, ada yang berupa Twitter, menelepon langsung ke Presiden, tapi juga masih cukup banyak negara-negara yang memakai cara yang tradisional," katanya.
Ia mengatakan tradisinya ucapan seperti itu disampaikan secara bersurat atau melalui saluran diplomatik. Mantan Dubes RI untuk Belanda itu mengakui cara tradisional akan memakan waktu yang cukup lama. "Kalau Twitter kan cepat naik, demikian juga kalau telepon," katanya.
Menlu menyebutkan kepala pemerintahan terakhir yang menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi adalah PM Kanada. "Tadi juga saya melaporkan ke Presiden, bahwa Presiden Timor Leste juga ingin melakukan pembicaraan dengan Presiden untuk menyampaikan ucapan selamat," katanya.
Ia menyebutkan Presiden AS Donald Trump sudah bersurat kepada Jokowi sementara PM Inggris waktu itu menelepon langsung Jokowi. Menlu menegaskan variasi menyampaikan selamat itu sekarang dengan perkembangan teknologi saat ini, semakin bervariasi.
Kalau dulu hanya melalui saluran diplomatik tetapi dengan teknologi yang sekarang pun tak menghilangkan cara yang tradisional melalui saluran diplomatik. "Sehingga saya perkirakan setiap hari akan bertambah karena surat-surat melalui saluran diplomatik akan terus datang," katanya.
Secara umum, lanjut Retno, mereka sangat mengapresiasi pelaksanaan pemilu di Indonesia. "Begitu pelaksanaan penetapan hasil pemilu pun sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan sudah menelepon presiden atau memuat dalam Twitter yang mengapresiasi pelaksanaan pemilu yang dinilai dilakukan secara demokratis, transparan dan damai," katanya.
Mengenai adanya kericuhan pada 22 Mei 2019, Menlu mengatakan mereka menyebutnya sebagai riot. "Tentunya tak ada satu orang yang gembira apabila jatuh korban, itu sudah pasti. Tetapi dunia internasional melihat situasi dan porsinya pas," katanya.