Senin 27 May 2019 15:40 WIB

Denny: Biarkan Saya Diserang, Saya tak akan Beberkan Bukti

Denny Indrayana menyebut kuasa hukum Prabowo akan beberkan bukti pada 14 Juni.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Denny Indrayana
Foto: Republika TV/Bayu Adji P
Denny Indrayana

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu Kuasa Hukum tim Prabowo-Sandi di Mahkamah Konstitusi (MK) Denny Indrayana mengaku saat ini sedang diserang secara personal di media sosial. Namun ia mengaku tidak masalah, dan tetap tidak akan membeberkan bukti kuat kecurangan hingga persidangan MK digelar pada 14 Juni mendatang.

"Enggak papa (diserang), saya tidak akan sampaikan (bukti) sekarang. Kalau sampaikan sekarang, ibarat bayi bisa prematur, belum saatnya lahir. Waktu 'lahirnya' nanti pada saat 14 Juni, akan kami sampaikan," kata Denny Indrayana kepada wartawan, Senin (27/5).

Baca Juga

Jadi kalau sekarang dipaksa untuk membeberkan bukti, bahkan sampai diserang secara personal, ia tegaskan tidak ada masalah. "Sekarang kita ajak saja berdiskusi atau cukup dengarkan saja, bukti-bukti dan argumentasinya pada saat 14 Juni nanti," ujarnya.

Mantan wakil menteri Hukum dan HAM era SBY ini menyebut selain bukti, pihaknya juga menyiapkan strategi argumentasi yang kuat dan matang untuk meyakinkan para hakim MK. Argumentasi itu, jelasnya, bukan yang sekarang berkembang di media sosial. Ia memastikan argumen dan substansi gugatan yang berkembang saat ini, seolah dari kubu 02, hanya dugaan saja.

"Kalau dari kami argumentasi, substansi gugatan dan bukti yang akan dipaparkan, tunggu nanti. Yang sekarang beredar ini kan dugaan-dugaan semua, bukan dari tim kuasa hukum," terangnya.

Rencana persidangan pertama gugatan pemilu presiden akan dimulai pada 14 Juni 2019 mendatang. Rencananya pada 14 Juni tersebut pemeriksaan pendahuluan, akan diperlihatkan apa yang akan menjadi gugatan tim kuasa hukum 02, Prabowo-Sandi.

Apa saja dalil dan bukti adanya kecurangan akan disampaikan di pemeriksaan pendahuluan tersebut. "Karena itu tunggu saja pada 14 Juni mendatang, kalau sekarang apa saja argumentasi dan buktinya, masih terlalu prematur disampaikan," tegas Denny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement