Senin 27 May 2019 08:05 WIB

Anies: Dicaci tidak Tumbang, Dipuji tak Terbang

Anies menilai kalau cuma mengritik tak perlu ditangkap.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Anies Baswedan kunjungi Korban Bentrokan di RS Tarakan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mendatangi kamar jenazah di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Anies Baswedan kunjungi Korban Bentrokan di RS Tarakan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mendatangi kamar jenazah di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tak luput dari kritikan masyarakat. Belakangan, petisi meminta Anies mundur dari orang nomor satu kembali mencuat sejak 10 bulan lalu dibuat melalui situs change.org.

Namun, Anies enggan ambil pusing. Menurutnya, hal itu biasa sebagai kritik dan pandangannya terhadap pejabat publik. Tidak ada larangan untuk menyampaikannya karena hak setiap warga negara. Justru pejabat harus siap terima.

Baca Juga

"Kalau di wilayah publik tidak minta dipuji saja, harus siap dicaci maki, diminta turun diminta naik. Karena itu prinsip saya sama, dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang," ujar Anies di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Ahad (26/5).

Anies menjelaskan, sebagai gubernur ada prosesnya melalui pemilihan umum daerah (pilkada). Sebelum menjadi gubernur pun, ia telah siap menerima pujian maupun kritik.

Anies menambahkan, ia juga tak menanggapi setiap kritik yang ditujukan padanya. Ia hanya bersikap biasa-biasa saja, karena menurut dia, hal itu tidak bisa meningkatkan pajak bumi bangunan (PBB), pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan hal lainnya.

"Kalau ada yang mengkritik gak usah ditangkep. Saya nggak pernah nangkep orang yang mengkritik saya, sama sekali. tidak meningkatkan IMB, PBB, nggak-lah biasa saja," tegas Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement