Sabtu 25 May 2019 22:44 WIB

Sebelum Meninggal, Harun Minta Uang untuk Beli Layang-Layang

Harun diduga meninggal dunia akibat kerusuhan 22 Mei.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Muhammad Hafil
Kondisi rumah duka korban kekerasan 22 Mei, Muhammad Harun Al Rasyid di RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).
Foto: Nugroho Habibi/Republika.co.id
Kondisi rumah duka korban kekerasan 22 Mei, Muhammad Harun Al Rasyid di RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Harun Al Rasyid, remaja berusia 15 tahun meninggal dunia akibat kerusuhan 22 Mei. Sehari sebelum kejadian, Harun meminta uang sebesar Rp 5.000 untuk membeli layang-layang.

"Itu layang-layangnya masih ada di rumah. Anak itu (Harun) biasanya juga ikut memukul bedug sahur untuk membangunkan warga," ujar Nurma, tetangga dekat korban di rumah duka, RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).

Baca Juga

Nurma menjelaskan, Harun adalah kedua dari tiga bersaudara yakni, Anisa (perempuan) Harun (laki-laki) dan Zahra (perempuan). Seperti anak pada umumnya, kata Nurma, Harun biasanya bergaul dengan teman-teman sebayanya dan terkadang bermain di sekitar sekolah SMP Islam Assa’adatul Abadiyah, Petamburan, Jakarta Barat yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Daerah tersebut (flyover Slipi, Jakarta Barat) dekat dengan sekolah dia. Dia tidak asing dengan lokasi sekitar," ungkapnya.

Dia menambahkan, Harun direncanakan bisa menghatamkan Alquran pada bulan Ramadhan. Sebelum hari raya, kata Nurma, khataman Alquran akan dijadwalkan akan digelar dirumah Harun seperti tradisi pada umumnya.

Menurutnya, kedua orang tua harun berharap lebih kepada harun yang merupakan anak laki-laki satu-satunya. Nantinya, kata Nurma, Harun dapat menjadi tulang punggung keluarga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement