Jumat 24 May 2019 11:15 WIB

Gojek Sumbang Rp 2,2 Triliun untuk Perekonomian Surabaya

Kontribusi Gojek menunjukkan teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Dr Paksi C.K. Walandauw menyampaikan hasil riset kontribusi Gojek pada perekonomian
Foto: Antara/Feny Selly
Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Dr Paksi C.K. Walandauw menyampaikan hasil riset kontribusi Gojek pada perekonomian

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan hasil penelitian terkait kontribusi mitra Gojek terhadap perekonomian wilayah metropolitan Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan, kontribusi mitra Gojek terhadap perekonomian wilayah metropolitan Surabaya mencapai Rp 2,2 triliun selama 2018.

Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw menjelaskan, penggitungan kontribusi ekonomi tersebut berasal dari selisih pendapatan mitra Gojek dari sebelum hingga setelah mereka bergabung. Penelitian ini mencakup empat layanan Gojek yaitu Go-Ride, Go-Car, Go-Food, serta Go-Life yang meliputi Go-Clean dan Go-Massage.

"Kontribusi yang semakin besar dari Gojek menunjukkan teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, khusunya ke perekonomian daerah," kata Paksi saat menggelar konferensi pers di Novotel Surabaya, Jalan Ngagel, Surabaya, Jumat (24/5).

Paksi menjabarkan angka kontribusi ekonomi mitra Gojek terhadap perekonomian di wilayah metropolitan Surabaya. Dijelaskannya, mitra pengemudi Go-Ride berkontribusi sebesar Rp 253 miliar, mitra pengemudi Go-Car berkontribusi Rp 291 miliar, mitra UMKM Go-Food kontribusinya sebesar Rp 1,6 triliun, dan mitra Go-Life, yaitu Go-Clean dan Go-Massage, berkontribusi sebesar Rp 69 miliar.

"Pertumbuhan tertinggi pada kontribusi mitra UMKM Go-Food yang naik delapan kali lipat dibanding 2017. Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food ini antara lain disebabkan optimalisasi fitur teknologi Go-Jek dan Go-Food yang semakin gencar digunakan mitra UMKM," ujar Paksi.

Paksi mengungkapkan, penelitian ini juga menunjukkan, rata-rata penghasilan mitra Gojek di wilayah metropolitan Surabaya berada di atas UMK kota setempat. Rata-rata pendapatan mitra Go-Ride di Surabaya sebesar Rp 3,1 juta per bulan, Go-Car rata-rata Rp 5,8 juta per bulan, dan Go-Life rata-rata Rp 4 juta per bulan.

Paksi berpendapat, Gojek juga telah menjadi pintu masuk UMKM Surabaya masuknke ekonomi digital. Dimana, 81 persen mitra UMKM menyatakan, mereka baru pertama kali go-online saat bergabung Go-Food. Kemudian, 98 persen UMKM mengalami kenaikkan volume transaksi dengan rata-rata peningkatan omzet Rp 6,4 juta per tahun.

"Selain itu, Gojek juga berperan dalam mendorong gerakan nasional non-tunai. Dimana 68 persen mitra UMKM baru pertama kali menerima pembayaran non tunai saat bergabung dengan Go-Food," kata Paksi.

Peneliti Adjunct LD FEB UI, Alfindra Primaldhi melanjutkan, temuan menarik lainnya adalah 70 persen mitra Go-Life adalah perempuan. Menurutnya, hal ini menunjukkan, Gojek mampu meningkatkan partisipasi perempuan dalam ekonomi berbasis digital. Mitra Go-Life juga diketahui mengalami kenaikan pendapatan signifikan, yaitu mencapai 80 persen.

Alfindra menjelaskan, penelitian dilakukan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka. Responden dipilih dengan pencuplikan acak sederhana (simple random sampling), dari database mitra aktif dalam tiga bulan terakhir.

"Responden di Surabaya merupakan mitra Go-Ride 385 responden, mitra Go-Car 50 responden, mitra UMKM Go-Food 100 responden, dan mitra Go-Life 80 responden," kata Alfindra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement