REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengungkapkan alasan Prabowo hanya memberikan imbauan lewat video. Menurut Andre, akan ada sesuatu hal yang tidak diinginkan jika calon presiden nomor urut 02 langsung berpidato di depan massa aksi 22 Mei kemarin.
Andre menjelaskan, situasi tempat massa aksi 22 Mei di sekitaran kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin dan KH Wahid Hasyim sudah ricuh. Tentu saja jika dipaksakan akan mengancam keselamatan Prabowo itu sendiri.
"Kalau lagi ricuh kalau pak Prabowo ke sana malah dianggap jadi provokator. Sebagai seorang patriot Prabowo sudah mengimbau melalui video," jelas Andre saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (23/5).
Apalagi sebelumnya, kata Andre, Prabowo sudah ada isu akan ditangkap dan dituduh melakukan makar. Oleh karena itu, untuk Prabowo memilih untuk melakukan himbauan kepada para pendukungnya dan massa 22 Mei. Bahkan Prabowo juga sudah mengunjungi massa aksi 22 Mei yang terluka di rumah aspirasi.
"Pak Prabowo kan sudah menemui korban-korban luka-luka di rumah aspirasi. Jadi apa yang dilakukan oleh beliau sudah tepat. Beliau juga berharap agar massanya untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan fisik," terang Andre.
Sebelumnya, dalam pidatonya Prabowo, meminta massa aksi untuk menghentikan kegiatan dan kembali ke kediaman masing-masing. Ia juga mengingatkan mereka untuk menghindari tindakan yang berada di luar hukum.
"Saya mohon supaya saudara-saudara kembalilah ke tempat istirahatmu masing-masing. Hindari setiap tindakan di luar hukum, kemudian selalu mengalah dan selalu patuh kepada ketentuan hukum," ujar Prabowo melalui video yang tersebar di media sosial.
Kemudian imbauan tersebut ia tujukan kepada massa aksi yang tengah menyampaikan aspirasi di Jakarta. Kepada mereka Prabowo memohon agar selalu bertindak arif, sabar, dan selalu menghindari kekerasan.
Aksi damai, kata dia, sebaiknya bisa diakhiri dengan istirahat untuk menjalani ibadah puasa ke depan. "Saya kira aksi-aksi walaupun damai sebaiknya bisa berakhir untuk istirahat untuk kita menghadapi besok untuk sahur dan melanjutkan ibadah kita," jelas Prabowo. ()