Rabu 22 May 2019 21:15 WIB

NTB Kritisi Rencana Pengurangan Penerbangan Garuda ke Lombok

Sejak bencana gempa, frekuensi penerbangan Garuda ke Lombok sudah dikurangi.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Antara
Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Faozal berharap manajemen Garuda Indonesia mengurungkan niatnya mengevaluasi hingga mengurangi frekuensi penerbangan Garuda ke Lombok. Faozal mengatakan, sejak bencana gempa, frekuensi penerbangan Garuda ke Lombok dari empat penerbangan sudah dikurangi menjadi tiga penerbangan.

Sementara frekuensi penerbangan Citilink dari tiga penerbangan kini menjadi dua penerbangan. Hanya Lion Air Group, kata Faozal, yang tidak mengurangi frekuensi penerbangan ke Lombok. "Sekarang mau dievaluasi lagi, kalau masalah penumpang, benar tidak akibat penurunan penumpang," ujar Faozal di Mataram, NTB, Rabu (22/5).

Baca Juga

Faozal mengatakan, animo wisatawan berkunjung ke Lombok sudah mulai kembali normal. Pengurangan frekuensi penerbangan akan menghambat percepatan pemulihan sektor pariwisata Lombok. Faozal menyampaikan rencana pengurangan frekuensi penerbangan Garuda memang tidak hanya terjadi pada Lombok, melainkan juga daerah lain. "Saya tidak mengerti alasannya, itu internal mereka (Garuda)," ucap Faozal.

Apabila kebijakan pengurangan frekuensi penerbangan dilakukan Garuda, Faozal meminta pemerintah memberikan izin operasional kepada AirAsia untuk rute Jakarta-Lombok. "Kita minta segera pemerintah keluarkan izin operasional (AirAsia) Jakarta-Lombok karena dia (AirAsia) sudah minta," kata Faozal.

Faozal meyakini kehadiran penerbangan AirAsia ke Lombok akan mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata Lombok.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement